Jamaah Haji Khususnya Lansia, Waspadai Dimensia

Kepala Kantor Kemenag Bengkulu Utara, Dr H Nopian Gustari-Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dimensia menjadi persoalan medis yang harus menjadi cermatan petugas haji khususnya sektor medis. 

Pantauan jarak jauh, setibanya Jamaah Calon Haji atau JCH Indonesia di Madinah yang kini masih dalam rangkaian arbain, sebelum bergeser ke Mekkah, untuk melaksanakan umroh. 

Kasus dimensia, khususnya bagi mereka yang telah lanjut usia, sempat terjadi. Apalagi, Dimensia sendiri, selain dipengaruhi oleh usia lanjut. 

Faktor komorbidis atau penyakit penyerta yang diidap jamaah, turut memberikan pengaruh. 

BACA JUGA:Angka Kekerasan Perempuan dan Anak Masih Tinggi, DPRD Minta Pemerintah Mengimplementasikan Perda No 4

BACA JUGA:Jika Kelurahan jadi Desa, Asetnya Kemana? Ini Penjelasanya Versi UU Desa

Apalagi, kondisi suhu terik yang kini melanda Madinah. Ketika siang, suhu di sana mencapai 40 derajat. 

Sebaliknya, ketika malam, kondisi dinginnya sangat kontras dengan wilayah Indonesia. 

Salah satu petugas haji di Madinah, kepada media ini membenarkan adanya kasus dimensia. 

Hanya saja, kesigapan petugas medis yang sudah memiliki mitigasi sejak awal, penyikapannya bisa dilakukan dengan baik sesuai protokol medis. 

"Alhamdulillah, saat ini jamaahnya telah pulih dan bisa mengikuti rangkaian sunah di Masjid Nabawi," ujarnya kepada wartawan. 

BACA JUGA:Arie S Adinata dan Andaru Pranata, Duet atau Head to Head

BACA JUGA:Ultah Kesatuan Perempuan Partai Golkar Bengkulu Utara, Mengusung Semangat Pemberdayaan Partisipatif & Gender

Badan PBB di bidang Kesehatan atau World Health Organization atau WHO, turut menegasi perihal dimensia ini.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan