4 PLTS di Bengkulu Berhenti Beroperasi, Transisi Energi Jadi Sorotan

Peluncuran buku dan dialog publik yang digelar Kanopi Hijau Indonesia-Radar Utara / Doni Aftarizal-

BENGKULU RU - Setidaknya empat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Mukomuko dan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, dilaporkan tidak lagi berfungsi.

Fakta ini diakibatkan kerusakan dan ketidakmampuan masyarakat setempat, terutama dalam melakukan perbaikan dan juga pemeliharaan. 

Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengatakan, fasilitas yang semula diharapkan menjadi solusi energi bersih tersebut, kini terbengkalai dan memicu kembali ketergantungan pada generator berbahan bakar solar. 

"Fakta ini juga menjadi latarbelakang kita meluncurkan buku bertajuk Transisi Energi Berkeadilan: Antara Harapan dan Realita," ungkap Ali. 

BACA JUGA:4 PLTS Terbengkalai, Negara Dituding Setengah Hati Pada Energi Bersih

BACA JUGA:Pembangunan PLTS Atap di Indonesia Meningkat Pesat

Menurut Ali, buku ini bertujuan untuk menyebarluaskan temuan penelitian ilmiah, meningkatkan kesadaran publik, serta memperkuat kampanye transisi energi berbasis komunitas. 

“Pengembangan energi terbarukan seharusnya tidak terpusat, melainkan melibatkan partisipasi aktif masyarakat,” kata Ali. 

Akademisi Akademisi Universitas Bengkulu (UNIB), Adityo Ramadhan menyoroti dua ancaman utama, yakni alih fungsi hutan yang mengganggu PLTA Musi dan Tes, serta kegagalan transfer pengetahuan pengelolaan PLTS. 

“PLTS dibangun, lalu diserahkan ke masyarakat tanpa pelatihan memadai. Saat rusak, tak ada yang bisa memperbaiki,” ujar Helmi.

BACA JUGA:Inovasi PLTS Terapung Mobile: Solusi Energi Terbarukan di Indonesia

BACA JUGA:12 Puskesmas Di Mukomuko Bakal Dipasang PLTS

Senada juga disampaikan Direktur Yayasan Cerah, Agung Budiono menjelaskan, PLTS yang terbengkalai harus direvitalisasi sebagai pembelajaran agar pengembangan energi terbarukan tidak lagi sekadar proyek jangka pendek. 

“Energi bersih harus dirancang berbasis kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan korporasi atau proyek seremonial,” tegas Agung. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan