Percepat Transisi, Indonesia Dorong Perluasan Akses Energi Bersih

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, pada Pertemuah Tahunan Pejabat Senior terkait Energi Bersih di Bali.-esdm.go.id-

Pada sektor transportasi, pemerintah merancang program konversi kendaraan berbasis BBM ke motor listrik.

"Kami berharap dapat menghemat biaya bahan bakar hingga 50% dan mengurangi biaya perawatan kendaraan," kata Dadan. 

BACA JUGA:Potensi Ekspor!! Perbesar Pasar Ekspor Nyiur Melambai Sampai Jauh

BACA JUGA:Sekjen Kementan Berbagi Tips Tingkatkan Produksi Lewat Pompanisasi

Guna mendukung percepatan implementasi program kendaraan listrik, pemerintah bahkan menyediakan insentif, infrastruktur, dan pengembangan ekosistem.

Tidak hanya menghadirkan perubahan pada level rumah tangga dan industri, Indonesia juga merangkul peluang bisnis dalam bertransisi dari ekonomi fosil.

"Dengan memanfaatkan lahan bekas tambang menjadi lokasi produktif energi terbarukan, serta membudidayakan mangrove sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, Indonesia tidak hanya berkontribusi pada pemangkasan emisi, tetapi juga membuka peluang baru di pasar karbon," urai Dadan.

Sebelumnya Pemerintah  mendorong upaya pengembangan energi baru, termasuk blue ammonia, hidrogen, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bagian dari langkah strategis untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) atau Nol Emisi Karbon pada 2060. 

BACA JUGA:HUT ke-44 Dekranas Siap Majukan Warisan Bangsa Indonesia

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, pada acara Mitra Universitas Riau (UNRI) Exhibition Day (MUED) di Kota Pekanbaru, Riau.

"Produksi blue ammonia dilakukan dengan mengkonversi gas alam menjadi syngas yang kemudian direaksikan dengan nitrogen. Sudah diground breaking oleh Presiden, bahwa kita akan memproduksi 875 ribu ton amonia yang dalam prosesnya itu bebas dari emisi, sehingga kita berharap memang harganya juga berbeda kalau dijual nanti,"  kata Dadan seperti dilansir laman Kementerian ESDM.

Dadan mengungkapkan, bahwa saat ini sedang diteliti dan dikembangkan amonia sebagai bahan bakar, sama halnya dengan Liquified Petroleum Gas  (LPG), Liquefied Natural Gas (LNG), dan gas alam. 

"Kita ingin dorong produksinya sehingga ini bisa menjadi salah satu bahan bakar yang bebas emisi ke depan, kami terus mendorong kemanfaatan bahan bakar yang bersih di seluruh moda transportasi," tuturnya.

BACA JUGA:ICA Chef Expo 2024, Promosikan Kuliner Nusantara Mengandung B2SA

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan