Potensi Ekspor!! Perbesar Pasar Ekspor Nyiur Melambai Sampai Jauh
Demi memperbesar pasar ekspor buah kelapa, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mengembangkan komoditas tersebut melalui program hilirisasi.- MC Tidore/Nhanu Tosofu-
Dalam catatan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengatakan setidaknya ada 13 ragam komoditas turunan kelapa yang telah laris di pasar global.
Ekspor produk olahan kelapa yang mendunia itu sudah menembus puluhan negara tujuan yang tersebar di enam benua, mulai dari Asia, Eropa, Australia, Afrika, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan.
BACA JUGA:Sistem Keuangan Indonesia di Tengah Tensi Tinggi Geopolitik
BACA JUGA:Pelaku UMKM Wajib Tau..Cara Mengurus Surat Izin Edar dan PIRT
Menurut Badan Karantina Pertanian Indonesia, hampir seluruh bagian kelapa telah diekspor, mulai dari daging kelapa, air kelapa, tempurung kelapa, sabut kelapa, sampai batang kelapa. Indonesia pun tercatat sebagai negara produsen kelapa terbesar di dunia.
Adapun sentra produksi kelapa di tanah air selama lima tahun terakhir tersebar di Riau, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah.
Riau memberikan kontribusi 395,5 ton atau produksen terbesar untuk kelapa di Indonesia sebesar 11,92 persen, selanjutnya Sulawesi Utara sebanyak 271,1 ton (9,33 persen), Jawa Timur sebanyak 257,5 ton (9,17 persen), Maluku Utara sebanyak 240,8 to (7,95 persen), dan Sulawesi Tengah sebanyak 229,4 ton (6,77 persen).
Sisanya sebesar 54,86 persen merupakan kontribusi dari provinsi lainnya, termasuk Lombok.
BACA JUGA:Fenomena inflasi yang terjadi setelah Lebaran
BACA JUGA:Perekonomian Indonesia Kuat, Didukung Terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan
Potensi di Lombok
Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, potensi kelapa, khususnya di Lombok, berlimpah.
“Potensi ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan penyusunan roadmap hilirisasi kelapa terpadu dan penentuan model bisnis yang tepat untuk mengembangkan ekosistem pengembangan kelapa terpadu. Saat ini, Kemenperin bersama stakeholders terkait sedang menyusun roadmap tersebut,” jelas Dirjen Putu Juli Ardika dalam kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Lombok merupakan salah satu daerah yang dianggap dapat menjadi center of excellence sebagai contoh pengolahan kelapa yang baik.
Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah telah menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp16,8 miliar ke Kabupaten Lombok Utara, demi mendukung industri pengolahan kelapa sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Di wilayah tersebut, pelaku industri kelapa mampu menghasilkan Virgin Coconut Oil (VCO), minyak dan tepung kelapa.