Jejak Sejarah Perabadan Masa Lampau di Kawasan Kauman Semarang
Bekas alun-alun Semarang yang telah berubah wujud menjadi New Metro Hotel. -IndonesiaGOID/Intan Deviana-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Mengitari kawasan Kauman Semarang, kita berkesempatan menelisik langsung jejak peradaban masa lampau di kawasan tersebut.
Adapun tiga lokasi yang kami sudah kunjungi, yaitu dimulai dari bekas tangsi militer Belanda yang kini telah berubah wujud menjadi gedung Semarang Plaza, bangunan Paberik Hygeia sebagai pabrik air minum kemasan yang pertama kali dirintis di Semarang, hingga kawasan Pasar Johar yang sempat menyandang gelar sebagai pasar termegah dan terindah di Asia Tenggara.
Selanjutnya, ada empat lokasi terakhir yang siap kami datangi, meliputi perkampungan Kauman, hotel Dibya Puri, bekas alun-alun Semarang, dan masjid Agung Kauman.
Kampung Kauman
Pada destinasi kali ini, storyteller, sebutan bagi pemandu wisata Bersukaria, berkisah bahwa kampung Kauman tidak hanya ditemukan di kota Semarang, namun juga di kota-kota lain di pulau Jawa, seperti Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA:Menguatkan Perlindungan Konsumen
BACA JUGA: Tidak Perlu Beli Obat di Apotek! Ini Sederet Manfaat Bengkuang Bagi Kesehatan Lambung
Jika diselisik, nama ‘kauman’ berasal dari istilah nggone wong kaum yang berarti tempatnya para kaum.
Namun, ada pula yang menafsirkan sebagai kaum sing aman (golongan atau kaum yang aman), pakauman (tempat tinggal para kaum), dan qo’um muddin (pemuka agama Islam).
Apapun tafsir yang benar, bisa disimpulkan bahwa Kauman memiliki makna tempat tinggal para ulama.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pondok pesantren di kawasan tersebut yang hingga kini masih aktif berkegiatan.
Salah satunya adalah Pondok Pesantren Raudlatul Qur’an yang berlokasi di Jl Kauman Getekan Nomor 317.
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan