Jejak Sejarah di Benteng Vredeburg Yogyakarta

Benteng Vredeburg. -Pesona Indonesia-

Saat awal dibangun, Benteng Vredeburg jauh dari kesan kokoh. 

Temboknya dari tanah dengan tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan kayu aren. Untuk atap digunakan rumput ilalang yang disusun rapi.

BACA JUGA:Gubernur Kembali Gulirkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

BACA JUGA:Bengkulu Utara Matangkan Persiapan Tuan Rumah MTQ Ke XXXVI Tingkat Provinsi. Berikut Jadwal Pelaksanaannya

Benteng tersebut dikelilingi parit yang berfungsi untuk mengantisipasi serangan. 

Setiap empat sudut dari posisi benteng terdapat menara-menara pengawas yang dinamakan bastion (benteng pertahanan). 

Uniknya, setiap menara mempunyai nama masing-masing yakni; Jaya Purusa, Jaya Prayitna, Jaya Wisesa, dan Jaya Prakosaningprang. 

Keempat nama tersebut berasal dari Sang Sultan sendiri.

BACA JUGA:Tes CPNS 2024 Bawaslu, Ini Barisan yang Jadi Prioritas selain Fresh Graduate

BACA JUGA:Kemdikbudristek Dukung PPPK Jadi Kepala Sekolah

Bergantinya gubernur Belanda, berganti pula kebijakannya. Belanda minta benteng yang lama direnovasi dalam bentuk permanen. 

Maka ditunjuklah seorang ahli bangunan dari Belanda bernama Ir. Frans Haak. 

Pembangunan benteng berlangsung dari tahun 1767 hingga akhirnya selesai pada tahun 1787.

Hampir 100 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1867 terjadi gempa bumi besar yang melanda Jogja dan Jawa Tengah. 

BACA JUGA:Tes CPNS 2024 Bawaslu, Ini Barisan yang Jadi Prioritas selain Fresh Graduate

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan