Muhasabah Diri Atas Salah Kaprah di Momentum Idul Fitri
Ziarah menjadi satu hal yang khas di Indonesia saat lembaran-Radar Utara/ Benny Siswanto -
"Islam mengajarkan kemaslahatan dan kesederhanaan," ujarnya lagi menegasi.
Maka menjadi penting, Syawal menjadi momentum yang baik bagi umat Islam untuk bermuhasabah diri.
BACA JUGA:Masyarakat Diajak Bersinergi Dukung Program Pembangunan
BACA JUGA:Pilkada Bengkulu Utara, 2 Nama Ini Penerima Mandat Golkar
Menilik diri sendiri secara mendalam, kemudian menilai bagaimana kadar keimanan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai Khatamun Nabiyyin atau Nabi Penutup dari seluruh nabi Allah.
Ajarannya, lanjut Nopian, merupakan ajaran yang sudah paripurna serta disempurnakan sebagaimana ditegaskan secara detil dan mendalam dalam Al Quranulkarim.
"Kesederhanaan dalam ketaatan kepada Allah merupakan satu hal prinsipil dalam Islam. Karenanya, Islam melarang berlebih-lebihan," ungkapnya.
Meski begitu, menjaga ketaatan yang dimaknai hanya melulu melaksanakan perintah Tuhan, juga tidak cukup.
BACA JUGA:Warna Warni Idul Fitri Menjadi Simbol Perayaan Hari Kemenangan
BACA JUGA:Rayakan Idul Fitri 1445 Hijriyah Dengan Tidak Berlebihan.Ini Pesan Wagub Bengkulu
Nopian menerangkan, Islam sebagai agama yang paripurna, mengajarkan hubungan yang berstruktur vertikal yakni manusia dan tuhan saja.
Tapi dilaksanakan dengan hubungan yang menyaratkan garis horizontal, yakni dengan sesama manusia dan itulah yang disebut dengan ukhuwah.
Membangun hubungan dengan sesama manusia ini, merupakan sebuah konsep besar yang tidak disekat oleh keyakinan.
Namun lebih besar dari itu adalah membangun hubungan sosial yang dilandasi dengan sikap-sikap yang menjunjung semangat kemanusiaan, berpegang pada prinsip penghormatan keyakinan antar umat manusia.