Industri Indonesia di Tengah Resesi Global

Pemberlakuan harga gas bumi tertentu (HGBT) saat ini hanya menyasar di tujuh sektor industri. Tujuh sektor tersebut adalah industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. ANTARA FOTO/ Asep Fathurahman--

BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali

BACA JUGA: Aristoteles, Penemu Ilmu Mantik, Guru dari Alexander Agung

Selanjutnya, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2021 yang mencapai USD288 miliar (data UNStats), menunjukkan Indonesia merupakan salah satu power house manufaktur dunia.

Pada 2023, ekspor produk industri nonmigas menyumbang 72,24 persen terhadap nilai ekspor Indonesia. Bahkan, realisasi investasi sektor industri mampu menembus Rp3.031,85 triliun selama satu dekade, yang juga menunjukkan bahwa industri manufaktur tetap kuat dalam menghadapi resesi global saat ini.

Sejalan adanya peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja terus bertambah, dan hingga saat ini tenaga kerja di industri sebanyak 19,29 juta orang atau naik 23,5 persen dibandingkan 2014.

“Indikator-indikator di atas sejalan dengan PMI manufaktur yang terus ekspansi selama 30 bulan berturut-turut, sekaligus menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus tumbuh dan dan tidak sedang mengalami deindustrialisasi,” tegas Menperin.

BACA JUGA: KAI Commuter Tandatangani Kerja Sama dengan JRTM Jepang

BACA JUGA: Telkom Boyong Empat Penghargaan di BCOMSS 2024

Menanggapi hasil PMI Manufaktur Indonesia pada Februari 2024, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence mengatakan, kondisi pengoperasian sektor manufaktur Indonesia terus meningkat sejak awal tahun. Permintaan domestik yang solid mendukung pertumbuhan pesanan baru dan output.

“Secara umum, sentimen di antara perusahaan manufaktur Indonesia pada bulan Februari membaik, sejalan dengan indikator-indikator yang mengarah ke masa depan seperti pesanan baru, menunjukkan bahwa output akan terus berkembang dalam jangka pendek,” ungkap Jingyi.

PMI Manufaktur Indonesia di bulan kedua 2024 ini mampu melampaui PMI Manufaktur Tiongkok (50,9), Jerman (42,3), Jepang (47,2), Inggris (47,1), Amerika Serikat (51,5), Malaysia (49,5), Myanmar (46,7), Filipina (51,0), Taiwan (48,6), Thailand (45,3), dan Vietnam (50,4).

 

Sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan