Banner Dempo - kenedi

Industri Indonesia di Tengah Resesi Global

Pemberlakuan harga gas bumi tertentu (HGBT) saat ini hanya menyasar di tujuh sektor industri. Tujuh sektor tersebut adalah industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. ANTARA FOTO/ Asep Fathurahman--

Menurutnya, HGBT USD6 per million british thermal unit (MMBtu) saat ini hanya menyasar di tujuh sektor industri.

“Kalau di kantor kami sih, no one left behind, semua kita usulkan. Karena pada dasarnya kan kenapa tujuh? Itu strategi di awalnya. Namun, pada dasarnya Kementerian Perindustrian membina semua industri, bukan cuma tujuh sektor saja," ujarnya.

Adapun, tujuh sektor tersebut adalah industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Oleh sebab itu, Agus mendorong agar semua sektor industri bisa mendapatkan harga gas yang kompetitif.

BACA JUGA: Mengubah Sampah Jadi Rupiah

BACA JUGA: SMESCO Gelar Pelatihan Digital Marketing Eksklusif bagi UMKM Unggulan

Sebab, terdapat 24 subsektor industri yang membutuhkan gas sebagai bahan baku dan pendukung dalam proses produksinya.

“Saya minta perluasan karena itu yang kita inginkan, dan harga gas menjadi kunci bagi daya saing produk industri kita sehingga bisa bernilai tambah tinggi,” tegasnya.

Di samping itu, kebijakan harga gas murah menjadi instrumen daya tarik investasi asing dan domestik di tanah air khususnya bagi sektor industri.

“Jadi, kami memandang bahwa penting untuk keberlanjutan kebijakan HGBT ini karena memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian nasional,” imbuhnya.

BACA JUGA: Proyeksi Ekonomi Indonesia Tahun Ini Tetap Solid

BACA JUGA: Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan

Apabila penerapan kebijakan strategis tersebut berjalan baik dan tepat sasaran, Menperin meyakini, kinerja industri manufaktur nasional akan semakin gemilang.

Hal ini juga tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2024 mencapai 52,56 atau meningkat 0,21 poin dibandingkan Januari 2024.

PDB Industri Manufaktur

Pada periode 2014 hingga 2022, rata-rata pertumbuhan PDB industri manufaktur Indonesia mencapai 3,44 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan dunia maupun OECD (data World Bank), dengan kontribusi mencapai 19,9 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan