Jadi Binaan Pertamina Patra Niaga, Oase Gallery Tak Hanya Lestarikan Batik Besurek
Pembuatan Batik Basurek di UMKM Oase Gallery-Radar Utara / Doni Aftarizal-
Fitri: Tapi Juga Dampak Nyata Bagi Masyarakat
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sejak menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dibina Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Oase Gallery tidak hanya sebatas melestarikan batu Besurek yang menjadi salah satu warisan budaya Bengkulu.
Tetapi juga mampu menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat sekitar, terutama dari sisi peningkatan kesejahteraan.
Owner Oase Gallery, Fitria Gustina mengatakan, walaupun awalnya untuk mendirikan Oase Gallery ini merupakan pilihan sulit, tapi tanpa pilihan itu, usahanya tidak seperti sekarang ini.
"Apalagi sejak menjadi UMKM binaan Pertamina Patra Niaga, apa yang saya mimpikan semakin nyata," ungkap Fitria.
BACA JUGA:Batik Tando Pusako Mukomuko Diajukan Hak Paten, Menjaga Warisan dari Generasi ke Generasi
BACA JUGA:Batik Khas Mukomuko Diajukan Hak Paten, Simbol Warisan Budaya yang Harus Dilindungi
Menurut Fitria, Oase Gallery kini tidak hanya fokus melestarikan budaya, tetapi juga menghadirkan dampak bagi masyarakat sekitar.
"Keputusan saya meninggalkan pekerjaan sebagai honorer, yang sudah 16 tahun saya lakoni, Alhmadulillah sudah terlihat hasilnya dan saya kian mantap berkiprah di bidang UMKM dengan mengangkat batik Besurek," kata Fitria.
Sehingga, lanjut Fitria, karyanya saat ini sudah tampil tidak hanya di pameran pameran nasional, namun juga tingkat internasional.
"Kami memiliki mimpi, kedepannya Oase Gallery dapat menjadi sumber kehidupan sekaligus membuat generasi muda bangga mengenakan Batik Besurek. Ketika anak muda memakainya dengan bangga, di situlah budaya kita tetap hidup," harap Fitria.
BACA JUGA:Ikon Daerah, Batik Kagano Jadi Seragam Sekolah di Bengkulu Utara?
BACA JUGA:Pembatik Diminta Ciptakan Batik Tando Pusako yang Berkualitas
Disisi lain, Fitria menyampaikan, sejak menjadi binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Oase Gallery menerima dukungan penguatan sarana produksi, peralatan batik, pelatihan manajemen.
"Hingga kesempatan mengikuti pameran dalam dan luar negeri, termasuk Malaysia. Kini omzet menembus Rp 50 juta per bulan, menyerap enam karyawan tetap dan membuka peluang bagi puluhan perajin lokal," ujar Fitria.