Cek Kesehatan Gratis Cegah Penyakit Berat dan Pacu Produktivitas

Petugas medis memeriksa kesehatan pasien saat pelaksanaan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (5/3/2025). -ANTARA FOTO/ Anis Efizudin-
Namun, pada prinsipnya harus disadari bahwa pengeluaran untuk kesehatan sering kali menjadi salah satu komponen terbesar dalam anggaran rumah tangga.
Dengan adanya PKG, alokasi dana untuk pemeriksaan rutin atau deteksi dini penyakit bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, nutrisi atau bahkan investasi mikro di sektor informal.
“Ini menciptakan efek domino dalam meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat mikro,” jelas Isra Ramli.
Kemudian, deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis memungkinkan penanganan penyakit sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan memerlukan biaya besar.
BACA JUGA:Cek Kesehatan Gratis Sampai ke Tingkat Puskesmas
BACA JUGA:Faskes Dipastikan Siap Laksanakan Program Cek Kesehatan Gratis
Sebagai contoh, deteksi dini diabetes atau hipertensi dapat mencegah komplikasi yang memerlukan perawatan intensif dan mahal. Ratusan juta rupiah bisa dihabiskan untuk pengobatan penyakit tersebut
Ini tidak hanya mengurangi beban pada sistem kesehatan nasional seperti BPJS Kesehatan, tetapi juga meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Tahun 2024 saja klaim biaya penyakit katatrospik seperti jantung, kanker, gagal ginjal, dan lainnya yang ditanggung BPJS Kesehatan mencapai Rp34 triliun.
Karyawan yang sehat cenderung lebih produktif, memiliki tingkat absensi yang rendah, dan mampu bekerja lebih efektif. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan output nasional dan mendukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
BACA JUGA:Selama Ramadhan, Petugas Tetap Layani Cek Kesehatan Gratis Warga
BACA JUGA:Merayakan Ulang Tahun dengan Cek Kesehatan Gratis
Patut diingat, efektivitas program pemeriksaan kesehatan gratis tidak semata-mata tergantung pada pelaksanaannya saja. Infrastruktur kesehatan yang memadai, distribusi tenaga medis yang merata, dan sistem pencatatan data yang efisien menjadi faktor penentu keberhasilan program ini. (**)
Sumber Indonesia.go.id