Belajar dari Sang Gagak

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-
Monyet segera menyusupkan tangannya ke dalam lubang. Dapat!! Buah apel dengan mudah berhasil digenggam monyet. Dia menarik buah itu. Tidak bisa!! Tersangkut karena tangan monyet yang menggenggam buah apel menjadi pengunci untuk keluar. Monyet dengan beringas terus menarik namun tetap sangkut.
Tiba-tiba dari balik semak, Burung Hantu muncul dengan terbang kecil ke arah sepucuk ranting. Tak dinyana, burung hantu ternyata dikejar seekor ular sanca besar.
BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis
BACA JUGA:Dendam
Semua burung dan monyet kaget ketakutan. Ular sanca besar itu tampak kelaparan. Semua burung terbang hinggap pada dahan.
Anggota monyet berteriak kencang.
"Pergi dari sana ketua!!! Pergi cepat!!!!"
Ketua monyet yang masih bersikeras untuk mengeluarkan buah apel tak mau mendengar. Dia terus menarik buah dengan sikap rakus dan sombongnya. Ular semakin mendekatinya.
Anggota monyet berteriak ketakutan karena sang ketua tetap tak mau melepaskan genggamannya. Ketua monyet mendadak sempat ragu untuk meneruskan, namun Gagak yang melihat itu segera berteriak sambil tertawa.
BACA JUGA:Belenggu Sistem
BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya
"Hahaha..!!! Jika tak bisa lepaskan saja Monyet."
Sekejab ketua monyet langsung emosi karena merasa diremehkan. Dia malah bertambah ngotot tanpa mau rugi. Pekik anggota monyet makin liar terdengar. Ular kian merapat kemudian langsung membelit tubuh ketua monyet.
Ketua monyet yang rakus itupun meronta. Tapi percuma, lilitan itu begitu erat yang membuatnya sesak bernapas. Pada akhirnya ketua Monyet mati.
Padahal sangat bisa dia selamat seandainya mau untuk melepaskan buah apel itu. Namun karena sikap tamak dan angkuh; keegoisan monyet membuatnya harus jadi santapan sang ular.