Dendam
Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-
Saat akan memasuki lapangan mereka tidak boleh sembarangan, jika pada hari pertandingan itu menurut ilmu yang tadi merupakan kobasa lowar, maka mereka harus masuk ke dalam lapangan setelah tim lawan masuk, dan jika hari itu merupakan kobasa dhalem, maka mereka harus masuk ke dalam lapangan sebelum tim lawan masuk.
Sejak saat itu biasanya aroma-aroma mistis akan tercuim, seperti memukul telur ayam kampung menggunakan selapang, menabur kembang, menabur tepung, bahkan biasanya akan ada seseorang yang memperagakan gerakan-gerakan yang jika dilogikakan akan terlihat sangat aneh, bahkan akan menganggapnya gila.
***
Kini, Marbinto dan rekanya sudah berkumpul dengan memasang topeng di wajahnya, mereka mengendap-endap di sela-sela kerumunan penonton untuk mendekati Ridahnan yang sedang asyik memimpin jalannya pertandingan semifinal ke-2 antara Serigala Letoy melawan Kuda Kalengger yang sudah berjalan babak kedua.
BACA JUGA:Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah
BACA JUGA:Negeri Jenggala
Kita panggil nomor punggung dua, nomor punggung dua, inilah dia orangnya masih muda dan bertubuh kekar tentunya, mengambil selapang berwarna hijau, mulut mulai berkomat-kamit membaca mantra, ancang-ancang mintak bola bagaimana pukulannya" sang komentator terus berceloteh penuh spirit layakya komentator sepakbola kelas dunia.
Sementara Marbinto dan rekannya mulai mendekat pada Ridahkan, hatinya kian nyeri jika melihat Ridahnan, timnya yang sudah menghabiskan berjuta-juta dana harus menerima kekalahan yang tidak seharusnya, pada laga kemarin, sportifitas sudah dibungkam, saat ini ia akan balas dendam dengan memenggal kepala Ridahnan di khalayak ramai.
"Le" nanti setelah peliut akhir dibunyikan atau terjadi kericuhan, kita penggal saja leher Ridahnan dari belakang, setelah itu kita langsung kabur" bisik ridahnan pada rekannya, rekannya pun mengangguk mantap.
"Apa yang terjadi, ada kericuhan disana, penonton, penonton, jha maso ka lapangan, minta tolong, dina badha wasit" Suara komentator. Dan benar, terjadi kericuhan di sana, Ridahnan kembali membuat keputusan yang lagi-lagi sangat kontroversial.
BACA JUGA:Di Balik Pintu Hotel Melati
BACA JUGA:Wajahmu Berbeda
Kesempatan yang bagus, orang-orang tidak akan membidik sangka pada kita, mereka akan menyangka penonton Tim Serigala Kalengger-lah yang membunuh Ridahnan, karena timnya sudah dicurangi Marbinto berbisik lagi dengan penuh kemenangan.
Tanpa lama-lama ia dan rekannya langsung menerobos kerumunan penonton yang sudah memadati lapangan, ia akan mencari sosok Ridahnan dan segera membacoknya.
Curang wasitnya itu
