Caow Eng Bio, Jejak Sejarah Konghucu di Pulau Dewata

Kelenteng Caow Eng Bio. Bangunannya mengadopsi arsitektur khas Tiongkok seperti bagian atap melengkung, dan ukiran naga pada beberapa sudut atap. -WIKI COMMON-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pulau Bali tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata papan atas di tanah air. Pulau Dewata juga menyimpan kekayaan budaya religi yang menarik untuk dikunjungi.

Salah satunya adalah Kelenteng Caow Eng Bio. Rumah ibadah umat Konghucu ini letaknya di ujung utara dari Desa Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Posisinya berada tepat di sudut pertemuan antara Jl Segara Lor dan Jl Segara Ening, Kuta Selatan.

Jika dari pusat kota di Denpasar, kita dapat menjangkaunya melalui perjalanan darat selama 40 menit termasuk melewati kawasan pariwisata terpadu Nusa Dua.

BACA JUGA:8 Daftar Makanan Tertua di Dunia, Salah Satunya Ada yang Berusia 14 Ribu Tahun!

BACA JUGA:Mandok Hata, Memupuk Keindahan Tahun Baru ala Suku Batak

Letaknya berada di antara permukiman penduduk dan beberapa pura, tempat persembahyangan umat Hindu Bali. Sepasang shishi atau patung batu berwujud singa sedang duduk mengapit pintu masuk menjadi penanda keberadaan Caow Eng Bio.

Bangunannya mengadopsi arsitektur khas Tiongkok seperti bagian atap melengkung, dan ukiran naga pada beberapa sudut atap.

Dinding kelenteng didominasi warna merah dan kuning keemasan serta aksen hijau pada atap gapura dan pagoda. Sebuah papan nama beraksara Tionghoa dan latin digantungkan pada gerbang masuk akan langsung menyambut siapa saja yang datang. Baris pertama tulisan beraksara Tionghoa yaitu dan rong zhao ying serta tulisan latin Caow Eng Bio.

Umat Konghucu di wilayah Kabupaten Badung dan sekitarnya kerap beribadah ke kelenteng ini terutama ketika hari-hari penting termasuk saat perayaan Tahun Baru Imlek.

BACA JUGA:Harmoni Alam dan Tradisi Adat Suku Kajang

BACA JUGA:Dusun Wotawati Mengejar Sang Mentari

Tempat ini menjadi satu-satunya kelenteng di Indonesia terdapat Dewi Laut atau Shui Wei Shen Niang di mana patung sejenis hanya ada di empat negara lainnya di dunia, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, dan tentu saja Tiongkok.

Bahkan di wilayah utara Thailand, hampir tiap rumah penduduk keturunan Hainan memiliki altar persembahan untuk Dewi Shui Wei Shen Niang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan