Kades Diimbau Tak Main Tunggal dalam Pengadaan Barang Program Ketahanan Pangan DD
Kades Diimbau Tak Main Tunggal dalam Pengadaan Barang Program Ketahanan Pangan DD-Radar Utara/ Sigit Haryanto-
Agar tidak dominan atau mengendalikan penuh seluruh program kegiatan yang dilaksanakan oleh desa tanpa melibatkan TPK.
"Contoh, misal desa akan melakukan pembelian atau pengadaan bibit sapi atau bibit ternak lainnya. Kades tak elok, apabila memaksakan diri bermain tunggal untuk menentukan pihak yang akan dilibatkan dalam pengadaan bibit ternak tersebut. Di desa ada TPK yang di dalamnya melibatkan unsur Kadun, RT dan sebagainya,.Sebaiknya dalam proses pengadaan barang dan jasa itu unsur TPK juga dilibatkan," sarannya.
"Bahkan apabila di dalam desa tersebut ada masyarakat yang mampu melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai kebutuhan desa seperti ternak tadi.
BACA JUGA:Terpanggil untuk Sukseskan Program Ketahanan Pangan, Polsek Terjunkan Personel ke Rumah Warga
BACA JUGA:Tahun 2025, Program Ketahanan Pangan Masih Jadi Prioritas Desa
Desa patut memprioritaskan masyarakat yang ada di desa.
Sebelum akhirnya, desa memutuskan untuk menggunakan pihak lain," imbuhnya.
Lebih jauh, Edwar menegaskan, potensi rasuah di dalam pelaksanaan program ketahanan pangan ini dapat ditekan lebih minim, apabila di dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya melibatkan banyak pihak.
Sehingga penting menurut Edwar, dalam merencanakan sebuah kegiatan dan mengeksekusi sebuah program kegiatan, desa patut melibatkan dan memfungsikan pihak terkait yang ada di desa.
"Semakin besar partisipatif masyarakat dalam menyukseskan program yang dilaksanakan oleh desa maka semakin kecil potensi atau peluang perbuatan melawan hukum tersebut.
BACA JUGA:Hasil Uji Sampel Pangan Segar, Dinas Ketahanan Pangan Tidak Temukan Residu Berbahaya
BACA JUGA:Dinas Ketahanan Pangan Lakukan Uji Mutu Pangan Segar
Tapi kalau sejak awal perencanaan dan sampai pelaksanaan, Kades lebih dominan bermain tunggal tanpa mengedepankan azas partisipatif masyarakat, tentu peluang korupsi itu sangat terbuka," demikian Edwar. (*)