Kamis, 02 Jan 2025
Network
Beranda
Berita Utama
Daerah
Metropolis
Ragam Info Agro
Ketrina
Tubei
Kepahiang
Mukomuko
Bengkulu Benteng
Nasional
Probis
Gaya Hidup
Perempuan dan Anak
Pojok Sastra dan hiburan
Otomotif
EkToBis
Utas
Travelling
Inspiratif
Lifestyle
Pendidikan dan Kesehatan
Ragam Nusantara
Advetorial
Network
Beranda
Pojok Sastra dan hiburan
Detail Artikel
Celurit Matrah
Reporter:
redaksi
|
Editor:
Ependi
|
Sabtu , 28 Dec 2024 - 20:12
Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-
celurit matrah cerpen : nur imaniyah purnama tergambar kepanikan wajahmu dan suamimu. suara orang yang mendatangimu terus saja meninggi meski anak-anakmu sudah menyuruhnya untuk lebih lirih. celurit ditangan kanan orang asing itu siap menerkammu dan suamimu kapan saja. kamu tidak perlu merahasiakannya lagi, biarlah semua orang tahu bahwa ajalmu tiba sebentar lagi. rumah pacenan yang menjadi tempat tinggalmu dan suamimu itu bak arena sabung ayam kala orang tak dikenal datang dan ingin membunuhmu. anak cucumu sudah bersila dengan wajah penuh protes pada orang tak dikenal itu, rumahmu kini seperti lapangan kerapan sapi yang siap menghadirkan pertunjukan luar biasa. perangkat desa berdatangan dengan sarung tersampir separuh dipundak seperti hansip di pos ronda. baca juga:defisit kebudayaan: sastra dalam bayangan pasar dan prinsip 5w-1h baca juga:kembali ke laut “katanya ratih yang mengkambing hitam kedua keluarga itu”. “kasian keh sam sudah sepuh ada aja masalah dengan menantunya”. “menantu gak tau diri ya gitu, untung dapet mertua seperti keh sam dan bu’ sam”. “kalo dapat menantu kerabat sendiri pasti ada aja masalahnya”. percakapan tetangga pun tak terdengar ditelingamu saking kerasnya suara matrah di dalam rumah, di hadapan aparat desa matrah masih bersikeras untuk membunuh dua orang yang kini tengah duduk berdampingan ditemani anak cucu serta isak tangis cucu perempuan kesayanganmu. baca juga:ibu sambung baca juga:fatamorgana bravia manjia “sudah aku bilang berkali-kali bu, jangan jodohkan kakak dengan ponakan ibu. sekarang ibu lihat apa yang dilakukan keponakan ibu itu”. ucap anak bungsumu dengan air mata yang terus mengalir dipipi tirusnya. “ini hanya kesalahpahaman, kau tidak perlu menasehati ku seperti itu”. kesalahpahaman? bahkan dulu di saat kejadian serupa menghantammu dan keluargamu kau juga mengatakan itu hanyalah kesalahpahaman? mungkin kau sudah lupa dengan kejadian-kejadian di luar batas yang sudah diperbuat keponakan alias menantumu itu. mari ingat kembali, semua ulah menantumu yang kau sebut kesalahpahaman itu. *** baca juga:wanita yang nglungsungi seperti ular baca juga:lelanange jagad meringkuk di kosan semua orang tersenyum saat ijab qobul usai diucapkan oleh lelaki berbadan kekar dengan balutan jas hitan serta kalung melati yang bertengger dileher gelapnya, tak lupa peci hitam di atas kepala lelaki bermata sipit itu. kau terus saja menyunggingkan senyum di balik sekat hijau yang menghalangi penglihatanmu. segitu bahagianya kamu melihat anakmu bersanding dengan keponakanmu sendiri? berbeda dengan calon menantumu yang baru saja keluar dari kamar dengan kebaya merah muda sambil memperlihatkan rasa tidak bahagia dengan pernikahan ini. “lihat nyah, pengantin wanitanya tidak mau bersalaman”. ucapan tetanggamu pada orang setengah baya yang ada di dekatnya, maryati. baca juga:di negeri para pesolek baca juga:sebelum pandemi dan sesudah itu mati maryati melihat kearah pelaminan yang dipenuhi aura buram dari kedua pengantin. bukan karena ia peramal dan bukan pula indigo, kalian tidak perlu nerka-nerka dari mana maryati tahu aura kedua pengantin itu. bisikan demi bisikan saling bersautan di tengah acara, harus kau ingat, itu karena ulah menantumu yang tidak mau mencium bahkan berpegangan tangan dengan anak lelakimu, hardi. di hari bahagiamu saja, kamu harus mendengar cercahan tetangga yang tidak sepantasnya terdengar dan kau menganggap itu hanyalah salah paham? kecintaan serta kesayanganmu pada menantumu itu telah membutakanmu dari semua perbuatan buruknya yang sengaja dia lakukan. baca juga:perempuan yang menjual dirinya pada jarak baca juga:anak sekolah dasar yang mati tak berdasar mungkin kamu lupa. delapan tahun lalu ratih memberimu nasi yang sudah berair dan berbau sebagai sarapan sebelum berangkat ketegalan. kamu memakannya dengan lahap seperti orang kelaparan yang sudah lama tak diberi makan. sebegitukah kamu menghargai menantumu? padahal dulu sebelum menantumu datang, kamu sering memberikan nasi yang serupa bubur itu pada ayam ternakmu di waktu pagi sebelum kau berangkat ketegalan, lalu sekarang apa bedanya dirimu dengan ayam itu? “sampean buang saja nasi itu biar aku ambilkan yang baru di rumah” ucap maryati. “biarlah yang penting perutku keisi pagi ini”. baca juga:defisit kebudayaan: sastra dalam bayangan pasar dan prinsip 5w-1h baca juga:kembali ke laut maryati hanya bisa menggeleng, sungguh rasa sabarmu sangatlah luas. kau sangat menghargai perasaan menantumu sedangkan menantumu? dia tidak pernah menghargaimu! pernah suatu hari maryati menemuimu sedang mengorek sampah di tengah perreng. “apa yang sedang sampean cari nyah?” tanya maryati dan kau menjawab sedang mencari kertas yang tak sengaja kau buang saat membersihkan kamar menantumu. maryati sedikit tercengang bukankah menantu yang sepatutnya membersihkan rumah? apalagi dia menumpang di rumah mertua. “kenapa sampean mau disuruh ratih? sudahlah pulang saja kalau dia memarahi sampean biar aku yang membantahnya” maryati sedikit kesal dengan tingkah menantumu itu. “biarlah, aku tidak mau ada masalah. lagi pula aku tidak enak memarahinya, dia anak kakakku dan istri anakku”. baca juga:ibu sambung baca juga:fatamorgana bravia manjia kamu terus saja mengalah hingga membuat menantumu semakin semen-mena kepadamu dan suamimu. seperti saat ini, suara keras matrah berhasil mengundang banyak orang untuk hadir di rumah pacenan yang menghadap ke utara itu. “apa alasanmu datang kesini?” tanya kepala desa. “dulla yang memintaku kesini, dia mau keh sam dan bu’ sam mati dengan celuritku” dengan mata merahnya matrah menunjuk keh sam dan bu’ sam. semua orang yang ada di situ kaget mendengar nama kakakmu yang menyuruh matrah bajing tenggik itu untuk menghabisi nyawamu dan suamimu, bahkan hardi yang kau nikahkan dengan keponakanmu serta anak lekakimu yang lain tidak terima dengan perlakuan kakakmu itu yang sudah mencoreng harga diri keluargamu, dulla bahkan meminta matrah bercarok satu lawan satu jika ada yang berani menghalangi niat buruknya. baca juga:lelanange jagad meringkuk di kosan baca juga:wanita yang nglungsungi seperti ular “jangan gegabah, semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik-baik” ucap kepada desa. “kalau sudah menyangkut harga diri bayarannya hanyalah nyawa” “hei matrah apa kau tidak sadar kau juga sudah menginjak harga diri keluargaku!” ucap hardi. “bukannya keluarga ini sudah tidak memiliki harga diri?” matrah menjawab dengan nada ejek dengan senyum miring serta kedua alisnya yang naik turun berhasil menyulut emosi hardi. “kurang ajar” hardi bangkit hendak memukul matrah, untung tangannya langsung dipegangi oleh aparat desa yang berada di samping kiri-kanannya. kalian bisa bayangkan sendiri kalau pertikaian itu terjadi pasti ada korban yang harus dikubur sore nanti. baca juga:di negeri para pesolek baca juga:sebelum pandemi dan sesudah itu mati “kenapa kau mengusir putriku lek, beraninya kamu mempermainkan harga diri keluargaku?” ucap dulla yang baru saja datang dengan celurit digenggamannya berhasil membuatmu tercengang. “aku tidak mengusir putrimu kak, tadi pagi dia sendiri yang pergi meninggalkan rumah ini dengan alasan mau menginap di rumahmu” “alasan” dengus dulla kesal sambil melempar celurit dari genggamannya dan hampir mengenai wajah buk sam. semakin riuh, kau dan keluargamu terus saja meluruskan masalah ini. di ujung sana wajah dulla memerah, giginya bergemelutuk, tangannya terkepal kuat dengan urat yang sudah tampak jelas dikepalannya. baca juga:perempuan yang menjual dirinya pada jarak baca juga:anak sekolah dasar yang mati tak berdasar bersamaan dengan itu matrah mulai mendekatimu. tidak ada lagi kesempatanmu untuk kembali berkumpul dengan anak cucumu. semua orang yang ada di rumah pecenanmu membisu saat suara celurit matrah terjatuh ke lantai dengan darah yang mengalir begitu deras dari leher yang sudah terpenggal sempurna. tak lama dari kejadian itu, sirine polisi terdengar dari jalan utama pinggir rumahmu, bahkan mereka saja datang begitu terlambat! tentang penulis nur imaniyah purnama, biasa dipanggil iim/aim. gadis manis berdarah madura yang lahir pada 17 april 2003. halu salah satu hobi terbesarnya. gadis penyuka k-pop ini merupakan mahasiswi stkip pgri ponorogo, prodi pendidikan bahasa dan sastra indonesia 2022. bergabung di komunitas sutejo spektrum center (ssc) dan himpunan mahasiswa penulis (hmp) stkip pgri ponorogo. dan sekarang tinggal di perumahan patihan kidul permai, ponorogo. kalian bisa menyapanya lewat instagram pribadinya, @imania_purnama.
1
2
3
4
»
Last
Tag
# celurit matrah
# cerpen kehidupan
# karya tulis
# cerita pendek
# cerpen
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi RADAR UTARA, 29 DESEMBER 2024
Berita Terkini
PPN 12 Persen Tidak Berpengaruh pada Masyarakat Kecil
Bengkulu Benteng
25 menit
Alur Pulau Baai Dangkal, Pelindo Upayakan Kegiatan Kepelabuhan Tetap Berjalan
Bengkulu Benteng
29 menit
Ekspor Bengkulu Turun, Komoditas Didominasi Batubara
Bengkulu Benteng
33 menit
Program Listrik Gratis, Donni: Tahun Ini Dayanya 900 Watt
Bengkulu Benteng
37 menit
Pemdes Air Pandan Perkuat Posyandu untuk Mendukung Pencegahan Stunting
Ketrina
49 menit
Berita Terpopuler
Siapa Sangka Kerap Dianggap Limbah, Ternyata Kulit Buah Naga Menyimpan Banyak Manfaat, Jangan Dibuang!
Lifestyle
11 jam
Kenali Jenis dari Kacang-kacangan yang Kaya Akan Kandungan Omega-3 yang Baik Untuk Kesehatan
Lifestyle
11 jam
Para Bumil Wajib Coba, Dengan Mengkonsumsi Buah Kesemek Temukan Berbagai Manfaatnya
Lifestyle
15 jam
Menilik Negara-Negara yang Memiliki Tradisi Tahun Baru Unik, Mana Saja?
Nasional
14 jam
Mengenal Beberapa Penyebab yang Membuat Ingus Berwarna Kuning, Begini Penjelasannya Menurut Dokter!
Pendidikan dan Kesehatan
4 jam
Berita Pilihan
Tidak Hanya Untuk Kesehatan! Buah Durian Ternyata Memiliki 6 Manfaat bagi Kecantikan, Penasaran?
Inspiratif
1 hari
AKBP Eko Munarianto jadi Kapolres Bengkulu Utara
Berita Utama
3 hari
5 Ciri-Ciri Wanita Berkelas, Apakah Salah Satunya Ada pada Dirimu?
Gaya Hidup
1 minggu
Padahal Dulunya Kaya Raya! Inilah 3 Negara yang Terancam Ambruk Secara Finansial, Di mana Saja?
Inspiratif
2 minggu
Ternyata Ini Sederet Manfaat bagi Tubuh saat Rutin Minum Air Rebusan Kunyit dan Kayu Manis
Pendidikan dan Kesehatan
2 minggu