Celurit Matrah
Ilustrasi-radarutara.bacakoran.co-
Kamu terus saja mengalah hingga membuat menantumu semakin semen-mena kepadamu dan suamimu. Seperti saat ini, suara keras Matrah berhasil mengundang banyak orang untuk hadir di rumah pacenan yang menghadap ke utara itu.
“Apa alasanmu datang kesini?” tanya kepala desa.
“Dulla yang memintaku kesini, dia mau keh Sam dan bu’ Sam mati dengan celuritku” dengan mata merahnya Matrah menunjuk keh Sam dan bu’ Sam.
Semua orang yang ada di situ kaget mendengar nama kakakmu yang menyuruh Matrah bajing tenggik itu untuk menghabisi nyawamu dan suamimu, bahkan Hardi yang kau nikahkan dengan keponakanmu serta anak lekakimu yang lain tidak terima dengan perlakuan kakakmu itu yang sudah mencoreng harga diri keluargamu, Dulla bahkan meminta Matrah bercarok satu lawan satu jika ada yang berani menghalangi niat buruknya.
BACA JUGA:LELANANGE JAGAD MERINGKUK DI KOSAN
BACA JUGA:Wanita yang Nglungsungi Seperti Ular
“Jangan gegabah, semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik-baik” ucap kepada desa.
“Kalau sudah menyangkut harga diri bayarannya hanyalah nyawa”
“Hei Matrah apa kau tidak sadar kau juga sudah menginjak harga diri keluargaku!” ucap Hardi.
“Bukannya keluarga ini sudah tidak memiliki harga diri?” Matrah menjawab dengan nada ejek dengan senyum miring serta kedua alisnya yang naik turun berhasil menyulut emosi Hardi.
“Kurang ajar” Hardi bangkit hendak memukul Matrah, untung tangannya langsung dipegangi oleh aparat desa yang berada di samping kiri-kanannya. Kalian bisa bayangkan sendiri kalau pertikaian itu terjadi pasti ada korban yang harus dikubur sore nanti.
BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK
BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati
“Kenapa kau mengusir putriku lek, beraninya kamu mempermainkan harga diri keluargaku?”
ucap Dulla yang baru saja datang dengan celurit digenggamannya berhasil membuatmu tercengang.