Waktunya Cerita Sukses Mesin Baru Pendorong Ekonomi Indonesia
Pengunjung berada di Bukit 360 Sirkuit Mandalika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (11/12/2024). Presiden Prabowo Subianto mengandalkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 pe-ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi-
BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
BACA JUGA: Proyeksi Ekonomi Indonesia Tahun Ini Tetap Solid
Sejak saat itu, strategi industri pemerintah Indonesia menjadi lebih difokuskan pada pengembangan industri terpadu yang didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu dalam kawasan.
Hingga Januari 2022, terdapat 135 kawasan industri dengan total luas lahan sebesar 65.532 hektare (ha) yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Sumatra. Dari 135 kawasan industri tersebut, sebanyak 46% atau 30.464 ha sudah terisi oleh tenant industri
Pada perkembangannya, agar keberadaan KEK mampu berjalan seiring dengan dinamika ekonomi dan teknologi global, pemerintah menjalankan transformasi pengembangan KEK. Transformasi yang dilakukan adalah dengan menekankan pada akselarasi penguasaan teknologi dan sumber daya manusia (SDM).
Awalnya, pemerintah mendesain KEK sebagai kawasan yang mampu mengakselarasi pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan secara nasional. Namun, seiring perkembangan teknologi, pemerintah juga mendorong pengembangan KEK yang memiliki spesialisasi di bidang tertentu.
BACA JUGA:Ini Dua Syarat Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif di 2024
BACA JUGA: Kondisi Makro Ekonomi Indonesia Masih Tangguh
Penunjukan kawasan ini harus memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dikarenakan fungsi KEK nantinya untuk menampung kegiatan industri ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Hingga September 2024, Indonesia telah memiliki 24 KEK yang tersebar di seluruh negeri.
Dari sektor manufaktur hingga pariwisata, KEK menjadi lokomotif perekonomian daerah sekaligus kontributor devisa nasional. Data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, menunjukkan, total realisasi investasi di KEK mencapai Rp242,5 triliun.
KEK ini juga menyerap 151.260 tenaga kerja dari 394 pelaku usaha yang beroperasi. Sebagai perbandingan, kawasan serupa di negara-negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Thailand juga telah membuktikan efektivitasnya sebagai instrumen pendorong pertumbuhan.
BACA JUGA:Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
Luas dan Fokus
KEK di Indonesia tidak hanya berorientasi pada satu sektor. Beberapa KEK seperti KEK Kendal di Jawa Tengah fokus pada manufaktur, sedangkan KEK Nongsa Digital Park di Batam menjadi pusat pengembangan teknologi digital.
KEK Lido di Jawa Barat bergerak di sektor pariwisata premium, dan KEK Sei Mangkei di Sumatra Utara mengembangkan industri hilir kelapa sawit.