Pilkada Langsung : Antara Demokrasi dan Persempit Lokus Korupsi
Pilkada Langsung : Antara Demokrasi dan Persempit Lokus Korupsi -Karikatur Meta AI-
BACA JUGA:Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Ini Total Anggaran Pilkada 2024
"Baik pemilihan langsung maupun tidak langsung ada larangan politik uang dan larangan kecurangan. Namun, larangan itu biasanya malah dilanggar," ungkapnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun menilai, praktik penyelenggaraan Pilkada langsung yang sudah digelar di Indonesia sejak 2005, diwarnai dengan praktik suap yang sudah menjadi rahasia umum. Mirisnya, praktik semacam itu dan saking masifnya, menyebabkan perilaku koruptif itu dianggap lumrah.
Demokrasi Politik Dinasti
Pada Oktober 2023, akademisi dari Sekolah Tinggi Hukum, Jentera Jakarta, Bivitri Susanti, turut menyoroti dinamika politik dan hukum di Indonesia yang menurutnya sudah bergeser pada kemunduran. Begitu pun dengan demokrasi di Indonesia. Etik, kata dia, belum dipandang sebagai hal yang fundamental prinsip.
Penilaian Bivitri ini cukup lumrah. Beberapa praktik penyelenggaraan institusi negara, terbukti justru dilaksanakan oleh penyelenggara negara atas kebijakan dan kewenanganannya yang menabrak etik dan berbuntut pada pelanggaran etik, berdasarkan keputusan komisi etik lembaga setempat.
BACA JUGA:Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada
BACA JUGA:Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Ini Total Anggaran Pilkada 2024
"Pelanggaran etik, belum dimaknai sebagai satu hal yang prinsip. Idealnya, etik merupakan simbol tertinggi. Seyogyanya, sebuah pelanggaran etik, berimplikasi pada langkah dan kebijakan yang diputuskan oleh pelanggar, dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik," menurutnya.
Tumbuh Subur Politik Dinasti
Bivitri juga menyoroti politik dinasti. Menurut dia, praktik semacam ini, merupakan gejala politik dimana kekuasaan dipegang oleh kelompok individu yang memiliki hubungan keluarga.
Monarki politik, kata dia, dalam praktik terjadi pada kekuasaan secara tradisional diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Biasanya, terus dia memantik nalar pikir, dari ayah ke anak, dengan tujuan untuk mempertahankan kekuasaan tetap berada dalam genggaman keluarga.
BACA JUGA:Evaluasi Penyelenggaraan Pilkada
BACA JUGA:Wacana Pilkada Dipilih DPRD, Ini Total Anggaran Pilkada 2024
"Namun, bagaimana jika politik dinasti terjadi di negara demokrasi, terutama di Indonesia? Bagaimana nasib demokrasi kedepannya?" pantiknya, membuka nalar pikir follower.