Petani Milenial Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional
Anggota Petani Milenial Tasikmalaya (Pelita) Dadan Ridwan mencatat pertumbuhan melon organik di Taman Hati Farm, Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pelita memanfaatkan teknologi modern dengan mengubah lahan tidak produktif menjadi kawasan budi daya -ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.-
Program ini, lanjut Amran, berpotensi memberikan pendapatan Rp10 juta hingga Rp30 juta per bulan bagi setiap petani muda. Jumlah tersebut adalah proyeksi hasil panen, bukan gaji yang diberikan pemerintah. "Pendapatan itu di atas gaji kalau kita jadi pegawai," ujar Amran, dikutip antaranews.com.
BACA JUGA:Dinas Ketahanan Pangan Usulkan 5 Ton Beras Cadangan Pangan Pemerintah
BACA JUGA:Meningkatkan Ketahanan Pangan Domestik Sebagai Solusi dalam Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global
Galakkan Petani Milenial
Program Petani Milenial, diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 4 Tahun 2019. Permentan tersebut menjamin Indonesia untuk memulai era baru pertanian dengan semakin banyaknya partisipasi generasi muda dalam sektor ini.
Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 6,18 juta petani milenial di Indonesia, atau 21,93 persen dari total petani yang mencapai 28,19 juta orang.
Petani milenial didefinisikan sebagai petani berusia 19—39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital dan inovasi pertanian. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak, mencapai 971.102 orang, diikuti Jawa Tengah sebanyak 625.807 orang dan Jawa Barat sekitar 543.044 orang.
BACA JUGA:Jelang HKBN, Dinas Ketahanan Pangan BU Gelar Gerakan Pangan Murah, Cek Lokasinya!
BACA JUGA:Perkuat Ketahanan Pangan, Kabupaten/Kota Diminta Optimalisasi Lahan Tidur
Di sisi lain, DKI Jakarta mencatat angka terendah dengan hanya 2.568 orang. Penyebaran ini menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan tradisi agraris kuat cenderung memiliki konsentrasi petani muda lebih tinggi.
Kini Kementerian Pertanian giat menggalakkan Petani Milenial di berbagai daerah. “Alhamdulillah dalam kunjungan kerja di Kalimantan Selatan, ada lebih dari 1.000 milenial yang turun langsung pada program cetak sawah. Kami bagikan mesin-mesin modern untuk mereka gunakan,” kata Amran dalam kunjungan kerja di Desa Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Pemerintah memberikan modal kepada generasi muda untuk membuka peluang besar dalam sektor pertanian. Bagi generasi muda, ini membantu memulai usaha, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan teknologi, dan memberikan penghasilan yang menarik.
BACA JUGA:Pemerintah Cetak Tiga Juta Hektare Sawah Baru untuk Perkuat Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Dinas Ketahanan Pangan Pastikan Harga Beras Stabil
Cara Bergabung
Pendaftaran program ini masih terbuka, dan masyarakat dapat mendaftar melalui website resmi Kementerian Pertanian dengan melengkapi data pribadi dan menunggu proses seleksi.
"Tentu akan ada seleksi. Pertama, ada niat dan kemauan. Jika sudah siap, kita akan cek lahannya. Bagi sarjana, mereka bisa menjadi manajer, yang berlatar belakang teknik bisa menjadi mekanik, dan lulusan SMA akan menjadi operator. Generasi milenial yang paham teknologi akan mengoperasikan alat seperti drone dan aplikasi berbasis IT," kata Amran dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Terbatas Kebijakan Pupuk Bersubsidi di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.