Menguak Kemiskinan Struktural di Indonesia: Penyebab dan Solusi yang Diperlukan

Menguak Kemiskinan Struktural di Indonesia: Penyebab dan Solusi yang Diperlukan -ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa-

 Meskipun pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan seringkali terakumulasi pada segelintir orang, sementara banyak masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 mencapai sekitar 9,36% dari total populasi, menunjukkan bahwa ketidakadilan ekonomi masih menjadi masalah serius.

BACA JUGA:Dampak Kenaikan Tarif Cukai Rokok Tahun 2025, Benarkah Bisa Mengurai Efek pada Ekonomi dan Kesehatan?

BACA JUGA:Guna untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lebih Kuat

2. Akses Pendidikan yang Tidak Merata

Pendidikan adalah pilar penting untuk mengatasi kemiskinan, tetapi di Indonesia, akses pendidikan berkualitas masih terbatas, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. 

Sekolah-sekolah di daerah ini sering kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas, sehingga banyak anak tidak dapat menerima pendidikan yang memadai.

3. Diskriminasi dan Marginalisasi

Kelompok tertentu, seperti perempuan, anak-anak, dan masyarakat adat, sering mengalami diskriminasi yang menghalangi mereka untuk mengakses peluang ekonomi dan pendidikan. 

BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z

BACA JUGA:Krisis Ekonomi China Berpotensi Menular ke Seluruh Dunia, Mengapa Demikian?

Hal ini memperburuk kondisi mereka dan memperkuat siklus kemiskinan.

4. Kebijakan Publik yang Tidak Efektif

Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada masyarakat miskin juga berkontribusi pada kemiskinan struktural. 

Program-program perlindungan sosial yang kurang tepat sasaran dan ketidakcukupan infrastruktur di daerah tertinggal semakin memperburuk situasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan