Diulas, ketiga lempeng besar antar benua itu yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik.
BACA JUGA:Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul
BACA JUGA:Gempa Dahsyat Potensi Terjadi di Bengkulu Utara
Untuk di Indonesia, temu tiga lempeng besar tersebut mengakibatkan terbentuknya deretan gunung api sepanjang Pulau Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi-Maluku dan berakhir di Papua.
Masih mengulas laporan buku rujukan nasional itu, peta subduksi atau lempeng aktif berupa segmen-segmen gempa terbagi dalam 16 link gempa di Indonesia.
Sabuk gempa yang divisualisasikan menyerupai lengkungan, terbagi dalam 3 segmen besar. Lokusnya, berada sepanjang laut yang berdampingan total Pulau Sumatera mulai dari ujung Aceh, Pulau Jawa, Bali.
Berlanjut di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) terus melengkung tajam di wilayah perairan Laut Banda Selatan hingga menyerupai huruf U pada wilayah Laut Banda Utara dan terputus.
BACA JUGA:Sesar Semangko, Pemicu Gempa di Pulau Sumatra
Segmen berikutnya, berada di utara Sulawesi yang diperkirakan dapat terjadi gempa berkekuatan hingga 8,5 SR. Segmen besar ketiga adalah berada di lempeng Filipina-Maluku dengan potensi magnitudo 8,2 SR.
Dicatat pula, potensi gempa di Pulau Sumatera meliputi : Aceh-Andaman : 9,2 SR, Nias - Simeulue : 8,9 SR, Batu : 8,2 SR, Mentawai - Siberut : 8,7 SR, Mentawai - Pagai : 8,9 SR, Enggano Kabupaten Bengkulu Utara : 8,8 SR
Ada juga potensi gempa di Pulau Jawa yang meliputi : Selat Sunda - Banten : 8,8 SR; Jawa Barat : 8,8 SR; Jawa Tengah - Jawa Timur : 8,9 SR.
Berikutnya, potensi Selatan Pulau Bali : 9,0 SR; Potensi Gempa Selatan NTB : 8,9 SR; Potensi Gempa Selatan NTT : 8,7 SR; Potensi Gempa Laut Banda Selatan : 7,4 SR; Potensi Gempa Laut Banda Utara : 7,9 SR; Potensi Gempa Utara Sulawesi : 8,5 SR; Potensi Gempa Lempeng Philipina - Maluku : 8,2 SR.
BACA JUGA:BPBD Susun Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami
BACA JUGA: Penyusunan Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami Libatkan BNPB
Dijelaskan pula dalam buku yang turut menyitir sejarah kegempaan lampau dan data-data penelitian berikutnya, menjelaskan megathrust gempa di wilayah Sumatera cenderung dangkal.