RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ancaman gempa dahsyat berkekuatan hingga di atas 8 skala richter (SR), memungkinkan terjadi di Indonesia.
Kekhawatiran Indonesia ini, layaknya kekhawatiran atas gempa yang baru-baru ini terjadi pada Megathrust Nankai di wilayah Jepang. Ahli di sana, sudah memperkirakan patahan yang menjadi sumber gempa itu, berdasarkan catatan, pernah terjadi dengan durasi waktu yang sudah memasuki fase pengulangan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyerukan langkah mitigasi secara terukur hingga menginisiasi adanya konsorsium pengawasan gempa nasional.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan salah satu yang perlu menjadi perhatian bersama adalah jalur Megathrust Mentawai-Siberut.
BACA JUGA:Sesar Semangko, Pemicu Gempa di Pulau Sumatra
BACA JUGA:BPBD Susun Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyampaikan, salah satu jalur lindu yang memiliki riwayat catatan pengulangan gempa dan dapat melepaskan kekuatan guncangan di bumi hingga menuju 9 SR.
Dijelaskan Dwikorita, saat ini di jalur Megathrust Mentawai-Seberut, menjadi lokus kewaspadaan lantaran terpantau memasuki fase pengulangan gempat dan hingga kini belum menampakkan tanda-tanda pergerakan sehingga perlu diwaspadai adanya kemungkinan gempa ulang.
"Belajar dari catatan dan data, kita perlu untuk bersiap-siap. Bukan menakut-nakuti. Karena sebenarnya ini bukanlah info baru, tapi untuk persiapan kesiapsiagaan bagian dari mitigasi," kata Dwikorita ditukil dari laman resminya yang dirilis, Rabu, 14 Agustus 2024.
Dengan perkiraan dapat melepaskan kekuatan yang dahsyat di atas 8 SR, BMKG menyampaikan mitigasi yang perlu dilakukan meliputi persiapan teknis oleh BMKG misalnya sampai dengan mitigasi dengan kearifan lokal.
BACA JUGA: Penyusunan Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami Libatkan BNPB
BACA JUGA:Mukomuko Susun Rencana Kontinjensi Bencana Gempa dan Tsunami
Walau pun, kata dia, sejak 2006 pemerintah telah memasang alat pendeteksi dini tsunami, utamanya pascagempa yang berlanjut tsunami di Barat Aceh, yang terjadi lebih kurang 20 tahun silam.
Seperti yang memungkinkan terjadi di kawasan Megathrust Mentawai-Siberut, kata Dwikorita, kemungkinan kalau terjadi tsunami lantaran gempa, hasil mitigasi yang dilakukan pihaknya adalah pulau terdekat seperti Mentawai, tsunami bisa tiba dalam waktu 10 menit. Sedangkan untuk mencapai wilayah Kota Padang, tsunami bisa masuk selama 30 menit.
"Dari mitigasi itu, perlu dilakukan antisipasi sehingga membangun edukasi untuk memiliki kesiapan, ketika bencana gempa ini benar-benar terjadi," ujarnya.