Hasil terbaik dari penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi buang air besar yang "paling sehat" adalah sekali atau dua kali sehari.
BACA JUGA:Benarkah Kepala Udang Efektif Untuk Kesehatan, Simak Faktanya Berikut Ini
BACA JUGA: Temukan Sembilan Manfaat Mengkonsumsi Kacang Tanah Untuk Kesehatan Tubuh
“Saya harap penelitian ini membuka pikiran para dokter terhadap potensi risiko tidak mengatur frekuensi buang air besar,” kata penulis senior Sean Gibbons dari Institute for Systems Biology, seperti dikutip Science Alert, Jumat (19 Juli 2024).
Gibbons dan timnya mengumpulkan data klinis dan gaya hidup, termasuk data biologis seperti mikrobioma usus, genetika, dan lainnya, dari lebih dari 1.400 responden dewasa sehat yang tidak memiliki bukti penyakit aktif.
Jadi kelompok waktu buang air besar tersebut dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu;
- Kelompok sembelit (1-2 kali seminggu)
- kelompok rendah normal (3-6 kali seminggu) -kelompok normal tinggi (1-3 kali sehari)
- diare
Jika feses tertinggal di usus terlalu lama, mikroba akan menghabiskan serat yang tersedia.
Serat diperkirakan difermentasi menjadi asam lemak rantai pendek yang bermanfaat.
Setelah serat habis, serat sebenarnya memfermentasi protein dan menghasilkan racun seperti p-kresol sulfat dan indoksil sulfat.
Kami menemukan bahwa bahkan orang sehat yang menderita sembelit pun mengalami peningkatan kadar racun dalam aliran darahnya.
BACA JUGA:Jangan Dibiarkan Berlarut ! Ini 7 Cara Mengatasi Telinga Berdengung, Yang Harus Diketahui