RADAR UTARA - Sepanjang Januari hingga Oktober 2023 tercatat ada sebanyak 237.992 tenaga kerja Indonesia (TKI) berada di luar negeri. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam rapat kerjanya bersama DPR RI.
"Penempatan PMI (pekerja migran Indonesia) sebanyak 237.992 orang dengan karakteristik persentase sektor formal ini. Alhamdulillah jumlahnya lebih besar 54,67 persen dan informal sebanyak informal dan 45,3 persen," ujarnya saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, dilansir Sabtu (18/11/2023). Ida mengatakan, penempatan PMI itu terbagi dalam beberapa skema. Tercatat dari skema government to government mencapai 9.645 orang. Kemudian, skema penempatan melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) mencapai 189.101 orang. Selanjutnya, skema penempatan perorangan mencapai 16.230 orang. Dan terlahir melalui skema penempatan untuk kepentingan perusahaan sendiri (UKPS) mencapai 271 orang. Sementara berdasarkan wilayah penempatannya, di kawasan Asia dan Afrika mencapai 222.230 orang. Kemudian, di Eropa dan Timur Tengah mencapai 14.300 orang. Dan terkahir di Amerika dan Pasifik mencapai 1.462 orang. Lebih jauh, Ida juga mengungkapkan, ada tantangan ketenagakerjaan di Indonesia. Ia menyebut pasar tenaga kerja saat ini banyak menampung lulusan SMA, SMK, atau MA yang tak terserap perguruan tinggi. Pihaknya mencatat, ada sebanyak 1,8 juta lulusan SMA terpaksa masuk pasar tenaga kerja. Hanya saja, lulusan SMA itu menghadapi tantangan besar. Sebab, pasar tenaga kerja membutuhkan pegawai yang menguasai skill digital. Sementara, para lulusan SMA ini belum memiliki kemampuan tersebut. BACA JUGA:Pemerintah Akan Berlakukan Cukai Plastik Tahun 2024, Belanja Bulanan Bakal Bengkak "Keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan sisi supply dan demand," kata Ida. Ia lantas mengatakan di masa mendatang pola permintaan tenaga kerja akan lebih banyak pekerjaan yang bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi digital. Selain itu, sisi soft skill seperti kemampuan analitis, orientasi penyelesaian masalah, kreativitas, dan komunikasi juga akan sangat dibutuhkan Ida pun merinci sejumlah keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini. Berikut daftarnya: - Creative thinking kebutuhannya 73,2 persen - Analytical thinking kebutuhannya 71,6 persen - Technological literacy kebutuhannya 67,7 persen - Curiosity and lifelong learning kebutuhannya 66,8 persen - Resilience, flexibility and agility kebutuhannya 65,8 persen - Systems thinking kebutuhannya 59,9 persen - AI and big data kebutuhannya 59,5 persen - Motivation and self awareness kebutuhannya 58,9 persen - Talent management kebutuhannya 56,4 persen.
Kategori :