"Pengobatan ini, diminum setiap hari, harus tertib waktu yang tidak bisa berubah-ubah. Karena obat ini untuk menekan pertumbuhan virus. Kalau pengidap mengubah waktu minum obatnya, maka otomatis virus akan bertumbuh. Karena tujuan dari pengobatan ODHA ini, menekan pertumbuhan virus," ujarnya.
BACA JUGA:Begini Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Dan Membuat Tidur Anda Tidak Nyenyak
BACA JUGA:Temukan Manfaat Daun Jeruk,Yang Jarang Diketahui Oleh Banyak Orang
Untuk itu, kesadaran atau keterbukaan pengidap dengan petugas medis sesuai tempat tinggal, sangat penting. Terlebih, bagi mereka yang berjenis kelamin perempuan dan sudah berumah tangga.
"Tujuannya, adalah menyelematkan bayi yang nantinya dikandung agar tidak terpapar virus," ungkapnya.
Untuk itu, Anik mengimbau langkah yang paling penting adalah tidak melakukan praktik atau prilaku seksual yang tidak sehat.
"Karena penyakit ini, begitu terjangkit, tidak bisa diobati. Maka langkah pencegahannya adalah mutlak dari kita sendiri dengan memiliki prilaku sehat dan benar," pungkasnya.
BACA JUGA:Temukan Manfaat Baby Oil Yang Dibasuh Ke Kulit Bayi
Melihat peta kasus paparan penyakit HIV/AIDS di daerah, kian saja mengkhawatirkan. Walaupun, ketika dibarengi dengan kesadaran diri para pengidapnya, tertib pengobatannya, penyakit ini relatif dapat ditekan potensi penularannya.
Mencermati kasus penyakit yang dipicu oleh prilaku s3ks bebas dan tidak sehat ini, angka kematiannya pun terus terjadi. Terungkap, ada seorang pria pengidapnya, diduga tidak terbuka dengan sang istri, tak pelak menyebabkan penularan lanjutan.
Pasangan sahnya itu, kemudian terpapar penyakit yang belum ada obatnya ini. Mirisnya lagi, sang istri pun kemudian hamil.
Bencana lanjutan pun terjadi. Buah hati yang dilahirkan pun, didiagnosa terpapar virus yang menyerang sel imun pengidapnya ini. Keluarga itu kini, kehilangan "nahkoda" rumah tangga. Karena sang suami yang terpapar lebih dulu, meninggal dunia.
BACA JUGA:Boleh Dicoba! Ternyata Tepung Beras Banyak Manfaat Untuk Kesehatan Kulit
Dilansir radarutara.bacakoran.co pada Maret tahun 2023 lalu, paparan kasus Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS di Provinsi Bengkulu, menunjukkan angka yang kian memprihatinkan. Tercatat, pada tahun 2022 lalu, sebanyak 1.224 orang terjangkit penyakit mematikan ini.