Adapun kondisi pasien pada tahun 2022 yaitu 55% pasien TBC adalah laki-laki, 33% perempuan, dan 12% adalah anak-anak (usia 0–14 tahun).
BACA JUGA:Digitalisasi Pendidikan Percepat Capaian Merdeka Belajar
BACA JUGA:Sabtu, 22 Juni Bagi Rapot, Libur Panjang, Masuk Sekolah Lagi Senin, 15 Juli 2024
Tiga negara dengan beban TBC tertinggi menurut Laporan WHO 2023 yaitu India (27%), Indonesia (10%) dan Cina (7,1%).
Menurut data WHO, penemuan kasus TBC di Indonesia meningkat tinggi pada 2023 yaitu sebanyak 820.789 kasus dibandingkan dengan tahun 2022 sebanyak 724.309 kasus.
Adapun estimasi kasus TBC di Indonesia menurut laporan WHO meningkat menjadi 1.060.000 kasus baru per tahun.
Jumlah kematian yang disebabkan oleh TBC di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 134.000 (terdapat 17 orang yang meninggal akibat TBC setiap jamnya).
BACA JUGA:IDAI Soroti Pandemi Penyakit Tidak Menular Pada Anak
BACA JUGA:Mengingat Kembali Peribahasa Sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa
Meskipun TBC dapat disembuhkan, kemajuan dalam memberantasnya masih sangat lambat. Selama dekade terakhir, kematian akibat TBC di dunia turun 2% per tahun.
Di Indonesia sendiri, bila kita lihat data terkait TBC akan kita dapati bahwa permasalahan TBC masih jauh dari kata selesai.
Alih-alih berkurang, penemuan kasus TBC dan jumlah kematian yang disebabkan oleh TBC terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menyikapi kondisi yang ada, tentunya pemerintah tidak tinggal diam.
BACA JUGA:IDAI Soroti Pandemi Penyakit Tidak Menular Pada Anak
BACA JUGA:Mengingat Kembali Peribahasa Sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa
Faktanya, tuberkulosis menjadi salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan tujuan 3 target 3.3.