Pada tahun 2020, dunia digemparkan dengan masalah Pandemi COVID-19.
Seluruh negara pun terkena dampaknya, tak terkecuali di Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengakhiri pandemi ini dan berhasil diselesaikan pada tahun 2023.
Namun, dibalik COVID-19 sebenarnya ada masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama dan belum terselesaikan hingga saat ini yaitu tuberkulosis (TBC).
BACA JUGA:IDAI Soroti Pandemi Penyakit Tidak Menular Pada Anak
BACA JUGA:Mengingat Kembali Peribahasa Sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa
Bahkan menurut World Health Organization (Global TB Report, 2023), TBC merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian kedua terbesar di dunia setelah COVID-19.
Lebih dari 10 juta orang terjangkit penyakit TBC setiap tahunnya. Jika tuberkulosis tidak diobati, lebih dari 50 persen orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Secara global pada tahun 2022, TBC menyebabkan sekitar 1,30 juta kematian.
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (MTb) ini telah muncul lebih dari 150 juta tahun yang lalu.
BACA JUGA:Fokus Baru Pembelajaran TI pada Siswa Sekolah
BACA JUGA:Pentingnya Menjaga Kebugaran Otak
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi tuberkulosis pada umumnya tidak menunjukkan gejala (penderita tidak menyadari gejala apa pun) dan bersifat laten.
Hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif (Organisasi Kesehatan Dunia 2017).
Jumlah orang yang baru didiagnosis sakit TBC secara global menurut data WHO adalah 7,5 juta pada tahun 2022.