Namun, tiba-tiba Pluto tidak bisa melanjutkan suratnya. Perasaan kehilangan dan kebingungan menyelimutinya. Langit yang sebelumnya cerah dan terang, kini berubah menjadi sendu dan abu-abu.
Pluto merasakan seolah ada sepasang tangan kuat yang memeluknya, dan suara tangisan yang menggema di sekelilingnya. Semuanya menjadi semakin kabur dan terhanyut dalam kegelapan yang menyelimuti.
Pluto berusaha untuk menemukan kembali kejernihan pikirannya, namun keadaan sekitarnya semakin memudar dan hampa. Suara tangisan yang semakin keras dan langit yang semakin kelam menggambarkan keadaan yang semakin suram dan mengabur bagi Pluto.
Meskipun sulit untuk melanjutkan, Pluto tetap berusaha untuk menemukan kekuatan dan harapan di tengah kegelapan yang menyelimutinya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Pabrik Semen Pertama di Asia Tenggara
BACA JUGA:Upaya Negeri Menggali Serta Mengembangkan Potensi Energi Unggulan Dunia
Pluto terus mencari jawaban dan petunjuk dalam keadaan yang semakin memudar. Dalam kegelapan yang menyelimutinya, Pluto merasa terpisah dari dunia nyata dan masuk ke dalam alam pikirannya yang penuh misteri dan tanda tanya.
Dalam keadaan yang semakin suram, Pluto terus bertanya,
"Tuhan, aku di mana?" mencari jawaban yang mungkin tak kunjung datang.
"Aku ada di mana, Tuhan?"
"Kenapa aku bisa jelas melihat Naina dari sini?"
"Aku ada di mana, Tuhan?"
"Kenapa Naina membawa potretku sambil berdoa di sisi laut?"
"Tuhan, aku di mana?"
BACA JUGA:Pemerintah Terus Berupaya Untuk Memangkas Waktu di Gerbang Tol
BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi