Monolog Pluto

Sabtu 15 Jun 2024 - 19:58 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

 "Aku merindukanmu, Naina, sangat merindukanmu,"

 Pluto menulis dengan hati yang penuh kerinduan.

 BACA JUGA:Pemerintah Terus Berupaya Untuk Memangkas Waktu di Gerbang Tol

BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi

Dari suara pacu jantung yang terdengar hingga monitor yang terus menyala, Pluto merenungkan setiap momen yang telah dilaluinya. Makanan tanpa gula dan garam, senyuman hangat nenek yang selalu memberinya dukungan tanpa henti, serta kehadiran Hitomi kakak pertamanya yang selalu setia menemaninya. Hitomi kerap berada di sampingnya sambil merajut syal dan topi untuknya, dan dia berkata bahwa Natal akan menjadi lebih ceria karena Pluto pasti akan mengenakan syal dan topi rajutan buatannya.

 Dalam keadaan yang terbatas dan terpisah jarak, Pluto merasa hangat dan terhibur dengan dukungan dan cinta dari orang-orang terdekatnya. Meskipun di ruangannya yang sepi, Pluto merasa terhubung dengan Naina melalui surat-surat yang ia tulis dengan penuh rasa cinta dan rindu. 

Setiap kata yang ia tulis adalah ungkapan dari hatinya yang penuh dengan kehangatan dan harapan akan pertemuan mereka di masa depan, jika Tuhan memperpanjang usianya.

Pluto merasakan kegelapan mulai menyelimuti dirinya, suara-suara di sekelilingnya semakin redup, dan hanya suara sirine ambulance dari kejauhan yang masih terdengar. Orang-orang disekitarnya berdiri tegak, menunduk, dan suara puji-pujian terdengar dengan jelas, disertai dengan menyebut namanya, Pluto Kanagawa.

 BACA JUGA:Pemerintah Terus Berupaya Untuk Memangkas Waktu di Gerbang Tol

BACA JUGA:Cara Terbaik Dalam Berikan ASI untuk Bayi

Udara dingin mulai menusuk tulang, membuat Pluto merasa seperti menyentuh es yang mengkristal di dalam freezer. Sensasi dingin yang ia rasakan jauh lebih intens daripada sebelumnya.

 Nenek dan Hitomi mendekat, mereka saling mengecup kening Pluto bergantian. Namun, Pluto merasa kekosongan karena tidak melihat Yosi, adik kecilnya. Dia bertanya dalam hati, "Kemana Yosi, bukankah ini jadwal bermain bola di lapangan belakang?"

 Dalam kegelapan yang semakin menghampiri, Pluto merasa cinta dan kehangatan dari keluarganya, namun kekhawatiran atas keberadaan Yosi membuatnya gelisah. Suara sirine ambulance yang semakin dekat memberikan ketegangan tersendiri dalam situasi yang mencekam ini. Pluto mencoba untuk tetap tenang dan berharap agar semuanya akan berakhir dengan baik.

Pluto merasa kebingungan di tengah kegelapan yang menyelimutinya. Dalam keadaan yang semakin memudar, ia berbisik, 

BACA JUGA:Saat Debit Air Dunia Anjlok, Yuk Belajar lagi tentang Definisi Sungai, DAS dan Wilayah Sungai

BACA JUGA:Pelajaran Penting dari Upaya Raja Mataram Menggebuk VOC Agar Hengkang dari Nusantara

Kategori :

Terkait

Sabtu 14 Dec 2024 - 20:01 WIB

Kembali ke Laut

Sabtu 30 Nov 2024 - 20:27 WIB

Ibu Sambung

Sabtu 23 Nov 2024 - 18:55 WIB

GUBUK KECIL DAN RINTIK HUJAN

Sabtu 16 Nov 2024 - 20:27 WIB

FATAMORGANA BRAVIA MANJIA