BACA JUGA:Sering Ditanya, Kopi Pahit Apa Kopi Manis? Mana yang Baik Untuk Kesehatan? Ini jawabannya...
Dalam setiap surat yang dihantarkan, Pluto membuka hatinya dan membagikan cerita-cerita yang menggambarkan perjuangannya, kelelahannya, dan mimpi-mimpinya yang terus berkobar. Naina, meskipun jauh dari Pluto, merasakan kehadiran Pluto melalui setiap baris kata yang ditulis dengan penuh kasih dan kejujuran.
"Setiap baris kata dalam suratmu menjadi sumber kekuatan dan harapan bagiku, Aku merindukanmu dengan segenap hatiku."
Naina merapikan kedelapan pucuk surat, menaruhnya dalam kotak surat berbahan rotan.
Saat hujan pertama setelah musim gugur berlalu, Naina merapikan tumpukan buku-buku di loteng atas. Di antara buku-buku tersebut, dia menemukan sebuah buku bersampul biru yang bergambar tata surya, yang kembali mengingatkannya pada sosok Pluto.
BACA JUGA:Jurnalis Miliki Peran Penting Dalam Perlindungan Lingkungan
BACA JUGA:Resmikan 2 Pasar, Ketesedian Kebutuhan Aman dan Harga Stabil
Lorong panjang dan abu yang tersebar di laut bersama suara debur ombak dan kawanan burung camar, mengingatkan Naina pada surat keenam dari Pluto.
Dalam surat keenamnya, Pluto menceritakan bahwa tubuhnya mulai melemah. Dia bertanya pada Naina tentang warna bunga dandelion hari itu, serta kabar kelinci-kelinci milik bibi Anne, penjaga sekolah mereka. Setiap pertanyaan dan cerita dari Pluto membuat Naina semakin merindukannya.
Naina merasa kehadiran Pluto begitu nyata meskipun jarak memisahkan mereka. Ketika dia membaca surat-surat Pluto, dia merasakan kehangatan dan cinta yang tak terhingga. Meskipun tak bisa bertemu secara fisik, hubungan mereka tetap erat dan penuh makna.
Dalam perjalanan petualangan dan kehidupan yang terus berjalan, Naina terus membawa harapan dan impian bersama Pluto di hatinya. Meskipun tak tahu kapan waktu akan mempertemukan mereka kembali.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Pabrik Semen Pertama di Asia Tenggara
BACA JUGA:Upaya Negeri Menggali Serta Mengembangkan Potensi Energi Unggulan Dunia
Warna bunga dandelion hari ini adalah putih bersih, sama seperti harapan dan kebaikan yang selalu kau tanamkan dalam hatiku," tulis Naina dengan hati penuh haru.
balasan surat yang tidak akan sampai, sebab kode pos negara tempat Pluto bermukim, tidak pernah tercatat di buku informasi manapun.
Pluto menatap layar monitor di ruangannya yang berdinding warna putih. Dalam keheningan ruangan, dia mulai menulis surat keenamnya untuk Naina.