RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Selain pemahaman dan perhatian tentang kesehatan mental yang sangat penting. Era industri, tak jarang orang hanya berfokus pada proyeksi.
Cenderung mengabaikan pentingnya olahraga. Bahkan, lebih mirisnya lagi, memandang orang yang berolahraga dengan stigma yang keliru.
Padahal, dengan aktivitas ala-ala kantoran saat ini, bahkan manajemen perusahaan terkait sektor kesehatan ini bisa dikatakan sangat-sangat memprihatinkan.
Tuntutan kerja efektif selama 8 jam, tidak dibarengi dengan evaluasi-evaluasi, untuk berimprovisasi sehingga mendapatkan skema atau sistem kerja yang memadukan kesehatan mental pekerja dan lingkungan kerja.
BACA JUGA:7 Manfaat Mengkonsumsi Bengkoang Bagi Kesehatan Tubuh Kita
Dokter Tirta, baru-baru ini menjejali ruang maya, lantaran paparannya dalam sebuah podcast. Aktivis kesehatan itu, memberikan tips-tips jitu, alih-alih berupaya untuk menjaga kesehatan fisik dan tentunya juga kesehatan jiwa.
Meski begitu, kita harus sepakat, bahwa mendesaknya bahkan buruknya perhatian soal kesehatan mental di lingkungan manajemen industri, lantas mengabaikan visi dan misi bisnis.
Karena tak jarang, elemen-elemen kerja di lingkungan industri, pekerja salah satunya juga menjadi barisan-barisan toxic yang justru menghambat laju perusahaan.
Maka pentingnya leadership dalam menyikapi persoalan ini, sangat dibutuhkan. Pasalnya, mengabaikan situasi-situasi atau pun sumber toxic, justru akan menggerus sistem kerja secara keseluruhan.
BACA JUGA:Catat! Ini 10 Jenis Minuman Untuk Kesehatan Jantung dan Paru-Paru
BACA JUGA:Wajib Coba! Ini Manfaat Mandi Air Jeruk Nipis Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Sang dokter pun menyampaikan, tentang persoalan manusia jaman ini adalah tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah. Utamanya berjalan. Maka, kebutuhan seseorang untuk berjalan minimal 30 hingga 45 menit sehari, memang perlu disiasati dengan bijak.
"....jalan minimal 5 ribu step atau langkah perharinya. Itu setara dengan 30 hingga 45 menit membutuhkan waktu," kata dr Tirta mengedukasi, menyikapi tingkat penurunan kesehatan yang kini sudah menjamah kalangan usia muda.
Nasi yang menjadi bulan-bulanan hujatan publik, alih-alih menyoroti tingginya kasus diabetes saat ini, menurutnya perlu dilakukan pelurusan.