Anggaran untuk pembayaran Tunjangan Profesi Guru atau TPG Triwulan Pertama Tahun 2024, sudah ditransferkan pemerintah pusat lewat Kementerian Keuangan atau Kemenkeu.
Tenggat penyalurannya kepada penerima sertifikasi juga turut ditegasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi via Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan atau Dirjen GTK.
BACA JUGA:Meski Harga Jual Motor Lawas Yamaha Fiz R Terbilang Mahal, Bisa Mencapai Puluhan Juta
BACA JUGA:Sering Dipandang Sebelah Mata, Biji Durian Mengandung Berbagai Manfaat Bagi Kesehatan
Dirjen GTK, Prof Nunuk Suryani, mengatakan penyaluran TPG mengacu direktif yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 45 Tahun 2023.
Yakni regulasi yang mengatur Petunjuk Teknis Pemberian Tunjangan Aparatur Sipil Negara Daerah.
"Ditjen GTK mendorong Pemda, untuk dapat menyalurkan dana TPG ke rekening guru sebelum batas waktu 14 hari kerja, sejak dana TPG diterima di rekening Kas Umum Daerah," tegas Nunuk, menyikapi kasus tunggakan pembayaran TPG Triwulan 1 Tahun 2024 di daerah-daerah.
TPG sendiri menjadi komposan transfer pusat untuk segmen Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik atau DAKNF.
BACA JUGA:Ini 7 Jembatan Terpanjang di Indonesia, 3 Diantaranya, Ada di Pulau Sumatera
BACA JUGA:Kerugian Materiil Kebakaran SMKN 5 di Ketahun Ditaksir 7 Miliar
Penegasan Nunuk tersebut, dibarengi dengan penekanan dimana Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), terus mengupayakan kesejahteraan bagi guru di seluruh Indonesia.
Tunjangan periode Januari, Februari dan Maret 2024 yang belum dibayarkan, sebelumnya masih menunggu transfer dari Kementerian Keuangan atau Kemenkeu.
Catatan RU, Diketahui, tahun 2024 mendatang sektor pendidikan yang sudah ditegas lewat Transfer Keuangan dan Dana Desa (TKDD), masih terus tinggi saban tahunnya.
Tunjangan sertifikasi guru ini, masuk dalam komponen transfer Dana Alokasi Khusus atau DAK Non Fisik.
BACA JUGA:Api Berhasil Dijinakkan, Taksiran Kerugian Tembus Miliaran Rupiah
BACA JUGA:Cerita di Balik Surplus Neraca Perdagangan Indonesia