Sementara sop konro adalah masakan berkuah dengan bahan dasar tulang iga berbalut daging dan berbumbu rempah-rempah.
BACA JUGA:PPDB Tahun 2024, Berlaku Syarat Minimal Usia Masuk Sekolah
BACA JUGA:Siapkan Usulan Dana Desa Tahap II, Camat Ingatkan 2 Hal Ini...
Biasanya disajikan dengan nasi putih. Warna kuah hitam kecoklatan dari buah kluwek yang berwarna hitam dan beraroma khas.
Pilihan lain adalah sop saudara, juga masakan berkuah dengan bahan dasar daging ditambah pelengkap bihun, perkedel, dan jeroan.
Umumnya disantap dengan nasi putih dan ikan bolu.
Diantara sederet masakan di Kota Angin Mamiri ini, terbilang lebih sering dicari turis domestik dan mancanegara adalah sop konro.
BACA JUGA:RT Diminta Gerakkan Masyarakat Bersihkan Lingkungan Rumah
BACA JUGA:4 Kelompok di Mukomuko Dapat Program Replanting Sawit
Tak heran, karena rasa dari kuah sop ini berasal dari bumbu yang dibuat dari campuran rempah-rempah, seperti ketumbar, kluwek, sedikit pala, kunyit, kencur, kayu manis, asam, daun lemon, cengkih, dan daun salambagi, membuat rasa sup semakin tajam.
Tidak hanya para pedagang, penduduk asli Makssar pun sering membuat sop ini.
Masakan ini juga disajikan untuk acara besar seperti pernikahan, Hari Raya Idul Fitri, atau Hari Raya Idul Adha, mereka menyantap bersama keluarga.
Memasak sop konro terbilang praktis dan mudah. Bumbu yang digunakan pun tak sulit didapat.
Bahannya hanya tulang iga berbalutkan daging yang empuk, Sop Konro ini menantang untuk disantap.
BACA JUGA:82 Desa di Mukomuko Berstatus Desa Maju, 2 Desa Tertinggal
BACA JUGA:Pembangunan Sapras Rumah Adat Mukomuko Masih Proses