RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Jika berkunjung ke suatu daerah, tak afdol jika tidak menyicipi menu khas daerah tersebut.
Setiap daerah memiliki citarasa yang berbeda, karena bumbu yang digunakan pastinya berbeda. Atau bisa jadi bahan dan rasa hampir sama, tapi nama berbeda.
Misalkan antara rawon dari Surabaya dan sop konro dari Makassar, nama dan rasa berbeda, namun penampilan kuah hampir mirip.
Meski sama-sama memakai kluwak sebagai salah satu bumbu, namun kuah sop konro berwarna coklat kehitaman.
BACA JUGA:Menteri Investasi: Pelibatan Masyarakat Penting Dilakukan dalam Proyek Investasi di Daerah
BACA JUGA:Pemerintah Perluas Kewenangan Penetapan Kehalalan Produk
Bedanya adalah, hidangan kuah rawon yang hitam legam, bisa disebut black soup ini tidak ada tulang iga, hanya campuran daging yang sudah berwarna hitam karena ikut dimasak bersama kuahnya.
Bumbu lain yang menjadikan rasa kuah konro sangat tajam adalah campuran rempah-rempah lebih banyak daripada rawon.
Kota Makassar, memang memiliki sederet makanan khas yang bisa dicicipi.
Tidak hanya sop konro, tapi ada juga coto Makassar, barangko, pisang epe, es palu butung, pallubasa, mie titi, ikan bakar bandeng, jalangkote, kue dange, dan masih banyak varian makanan yang bisa menjadi pilihan untuk memanjakan lidah. Ada sop, ada pula coto.
BACA JUGA:Kepala BNPB Dampingi Menhan Serahkan Bantuan Penanganan Bencana Sumbar
BACA JUGA:Wakili Kabupaten BU, Desa Tebing Kaning Terima Kunjung Tim Penilai BKR Provinsi Bengkulu
Sama-sama hidangan istimewa. Apa perbedaannya? Coto Makassar adalah masakan berkuah dengan varian irisan daging dan jeroan sapi yang direbus cukup lama dengan bumbu racikan khusus.
Disajikan dalam mangkuk besar bersama burasa, lontong, atau ketupat.
Hapir mirip dengan pallubasa yang ditambah dengan gore kaluku atau kelapa goreng dan kuning telur ayam kampung.