Beberapa organisasi pecinta lingkungan tergabung dalam audit brand ini. Beberapa diantaranya sebut saja seperti greenpeace hingga Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi, terlibat di dalamnya.
BACA JUGA:Ada Hadiah Uang Tunai Total Rp 10 Juta, Lomba Cipta Maksot Pilkada Bengkulu Utara
BACA JUGA:Ini 6 Manfaat Buah Pepaya Muda yang Jarang Diketahui Oleh Banyak Orang
Laporan brand audit saset ini melibatkan 25 organisasi pada 4 negara di Asia itu, melihat persebaran penjualan kemasan saset.
Petaka lingkungan, turut muncul sebagai kekhawatiran pada areal yang kian dekat dengan kita.
Hasil riset itu, menunjukkan persebaran penjualan kemasan saset sebagian besar ada di negara-negara Asia.
Bahkan, untuk Asia Tenggara sendiri, diklaim dari laporan itu bahwa, konsumsi saset hampir mencapai separuh dari pangsa global.
BACA JUGA:Lakukan 5 Cara Ini Untuk Mengatasi Tabung Gas Bocor Agar Tidak Berakibat Fatal
BACA JUGA:Wajib Coba! Ini Manfaat Mandi Air Laut Pada Sore Hari Bagi Kesehatan
Turut diproyeksikan, sekaligus bisa menjadi early warning bersama, pangsa saset global dengan rujukan saset terjual hingga 2027, bisa mencapai angka 1,3 triliun saset saban tahunnya.
Lantas apa saja 5 perusahaan yang paling berkontribusi sebagai penyumbang sampah saset terbesar di Indonesia itu?
Dijabar oleh Branded : The Sachet Scourge in Asia 2024, 5 perusahaan yang menjadi penyokong produksi sampah pastik itu adalah Wings dengan 1.251 sachet;
Selanjutnya Salim Group dengan 672 sachet; disusul lagi dengan Mayora dengan 629 sachet; Unilever dengan 603 sachet serta PT Santos Jasa Abadi Perfetti dengan 454 sachet.
BACA JUGA:BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi BBM Bersubsidi
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis
Aktivis Lingkungan dari Walhi Bengkulu, Sony Taurus, menilai pandemi sampah sudah harus menjadi persoalan yang masuk dalam rencana strategis di seluruh elemen pemerintah.