Ia juga kecewa pada dirinya sendiri, karena tidak peka dengan kondisi kesehatan Mamanya sendiri.
Aila berlari ke kamar tidurnya. Ia mengabaikan sang Mama yang terus menggumamkan kata maaf.
Brak!
BACA JUGA:Menguatkan Perlindungan Konsumen
BACA JUGA: Tidak Perlu Beli Obat di Apotek! Ini Sederet Manfaat Bengkuang Bagi Kesehatan Lambung
Aila menutup kasar pintu kamarnya. Ia melompat ke kasur lalu menyembunyikan wajahnya dengan bantal.
Tangisan mulai terdengar di kamar itu. Tak jarang Aila menendang nendang sprei dan selimutnya. Membuat kasur Aila berantakan.
Gita yang mendengar suara pintu Kamar Aila ditutup kasar, hanya terdiam di tempatnya. Perlahan, ia jatuh terduduk di lantai. Lalu menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Menangis.
Dengan berbekal nasi goreng, cake pisang dan coklat panas, Gita menghampiri kamar Aila. Gita terdiam sejenak menatap pintu kamar putrinya. Perlahan Gita menarik gagang pintu ke bawah lalu mendorongnya. Terkunci.
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan
Gita mendesah pelan. Bagaimana cara dia masuk? Tidak mungkin juga Aila mau membukakan pintu. Ah, dia coba dulu deh.
Tok tok tok
“Aila?”
Tak ada jawaban.
“Aila? Mama boleh masuk?” Gita kembali bertanya, namun lagi lagi tak ada jawaban.