Mama Gita memang sangat suka menanam bunga matahari. Katanya, karena warnanya cerah, bikin hati bahagia terus. Ah, cukup aneh memang.
BACA JUGA:Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi pada Maret 2024
BACA JUGA:Maju Pilgub, Eks Bupati dan Bupati BS Daftar ke PDI Perjuangan
“Ai, menurut kamu, enaknya Mama tanam bunga apa lagi?”
“Bunga bangkai.” Jawabku asal.
“Hush. Kamu pikir Mama bisa pelihara itu tanaman?”
“Lah, Mama tadi kan tanya ke aku. Yaudah aku jawab menurut pemikiranku.”
“Ah. Ngomong sama kamu itu ribet. Males Mama.”
“Yah. Ngambek.” Lirih Aila sembari terkekeh pelan.
BACA JUGA:Aksi Serentak Perangi Demam Berdarah Dengan PSN
BACA JUGA:Dirajut Ibu Negara di Bengkulu, Ditargetkan Berkibar di IKN
Gita berjalan ke kasir. Selesai membayar, ia menarik tangan anaknya keluar dari toko.
“Mau jalan jalan kemana lagi, nih?”
“Ke taman situ deh, Ma. Aila kepingin makan cilok yang dijual di situ.”
“Oke. Let’s Go!” Gita mulai mengendarai motor matic nya.
“Aila.” Panggil Gita, di tengah perjalanan ibu dan anak itu menuju taman.