Mama kasih kamu bunga matahari lagi. Semoga itu bisa bikin kamu terhibur, ya. Eh tapi ingat, satu satunya yang bisa bikin kamu tenang itu Allah. Nanti, kamu shalat tahajud, gih.
Aila, Mama sayang banget sama kamu. Waktu tau Mama menderita leukimia, Mama berpikir, bagaimana dengan masa depan kamu? Bagaimana kalau Mama tak bisa lihat putri Mama lulus SMA? Dapat gelar sarjana? Serta Menikah?
Pertanyaan itu selalu berputar di kepala Mama. Tapi, Mama bersyukur.
Hari ini bisa melihat kamu saja Mama bersyukur.
BACA JUGA:Menguatkan Perlindungan Konsumen
BACA JUGA: Tidak Perlu Beli Obat di Apotek! Ini Sederet Manfaat Bengkuang Bagi Kesehatan Lambung
Kalau nanti Mama pergi selama lamanya, kamu jangan nangis, ya. Mama akan tenang di alam kubur. Tolong, wujudkan saja mimpi mimpi kamu. Jangan tangisi Mama. Mama baik baik saja.
With love,
Mama Gita.
Aila menangis sesunggukan saat membaca surat itu. Ia langsung berlari ke kamar Mamanya.
Brak!
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan
Tak peduli dengan sang Mama yang mungkin sudah berniat tidur, Aila membuka kasar pintu kamar sang Mama. Diterjangnya sang Mama dengan pelukan erat.
Gita yang masih meredakan rasa terkejutnya, tetap membalas pelukan dari putrinya. Dielusnya lembut punggung Aila. Tak dapat dipungkiri, Gita senang putrinya mau memaafkannya.
Bersama dengan sang Mama, Aila mendatangi toko berbagai tanaman. Untuk apa? Mamanya ingin membeli bibit bunga matahari.