Lewat dari tenggat itu, baru akan ditransfer pusat paling lambat 27 Desember 2023. Artinya, baru dapat digunakan tahun 2024.
BACA JUGA:Harga TBS Ditetapkan Naik, Produksi Kelapa Sawit Petani Rendah
BACA JUGA:Kuota 2.000 Hektar Program Replanting, Tanaman Karet ke Sawit Juga Bisa?
Untuk diketahui juga 2024, alokasi DBH Sawit untuk BU nilainya Rp 11,2 miliar.
Tak hanya itu saja, lidi sawit agaknya bisa menjadi sumbu ekonomi baru. Upaya itu, tengah digarap serius pegiat Usaha Mikro Kecil Menengah dari Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Harzon Zori.
Harzon getol mempromosikan segmen bisnis-bisnis di daerah, kemudian menjajal segmen di pasar ekspor sejak beberapa tahun lalu.
Dengan luasan ratusan ribu hektar, tepatnya 120-an ribu pada tahun 2021 silam. Kata Harzon, estimasinya mampu memasok lidi sebanyak 25 ton perminggunya. Itu sama dengan 100 ton sebulan.
BACA JUGA:Warga RT 8 Tutup Paksa Penginapan Nibung 88 di Mukomuko. Ini Alasannya..
BACA JUGA:Bukber di Tanjung Agung Palik, Tokoh Masyarakat Dorong ASA Maju Bupati Bengkulu Utara
Diwawancarai RU, Harzon, bilang baru saja pihaknya melakoni temu dengan Dinas Perdagangan Provinsi Bengkulu. Membahas serius, soal prospek ekspor ke beberapa negara tujuan.
"Saat ini memang masih dalam ikhtiar. Tapi saya yakin hasil tidak akan menghianati proses," ujar Harzon, sepulang dari Pemprov Bengkulu, Selasa, 30 Januari 2024.
Membidani organisasi yang menaungi pelaku UMKM di daerah, Harzon bilang, Gubernur Bengkulu, H Rohidin Mersyah, bahkan menaruh apresiasi atas upaya tak kenal lelah para pegiat UMKM di daerah ini.
"Pak Gubernur juga sangat mengapresiasi. Juga berupaya memberikan fasilitasi, agar go ekspor UMKM ini benar-benar bisa terwujud," bebernya.
BACA JUGA: Hindari Cap Ilegal, Pengusaha Ram Sawit Diminta Urus Izin
BACA JUGA:Harga TBS Ditetapkan Naik, Produksi Kelapa Sawit Petani Rendah
Saking seriusnya Gubernur, kata dia, politisi Golkar yang mendapatkan penghargaan gelar Profesor dari kampus ternama di Korea Selatan itu, menggagas wadah UMKM yang lebih besar. Tingkat provinsi.