Ditambahkan Sabani, stabilisasi harga, akan dilakukan pemerintah. GPM, kata dia, menjadi treatment yang dapat mengurangi beban di masyarakat, di tengah situasi ekonomi yang rerata masih paceklik.
Lebih jauh, Sabani menjelaskan, langkah-langkah improvisasi, kata dia, menjadi upaya paling cepat dilakukan saat ini.
Upaya itu agaknya, disinyalkan Sabani sebagai langkah adaptif, menyikapi keterbatasan fiskal yang terjadi di hampir seluruh daerah.
BACA JUGA:Kejahatan di Bengkulu Utara Kian Meresahkan, Mesin Bajak Sawah Juga Dimaling
BACA JUGA:Bukber di Tanjung Agung Palik, Tokoh Masyarakat Dorong ASA Maju Bupati Bengkulu Utara
Di satu sisi, ekonomi pasar cukup sulit untuk dikendalikan secara total, karena terkait dengan sirkulasi kebutuhan barang dan jasa yang melibatkan lintas pihak dalam perdagangan.
"Untuk saat ini, upaya yang dilakukan, salah satunya memangkas rantai distribusi. Sehingga muncul margin, dan dijadikan sebagai obyek program untuk disalurkan kepada masyarakat. Juga berkolaborasi dengan lintas sektor," tutur Sabani menjelaskan.
GPM juga menjadi bagian upaya intervensi pasar secara terukur oleh pemerintah. Lewat skema kolaborasi program.
Karenanya even tersebut, selain digelar bersama pemerintah lewat Badan Pangan Nasional atau Bapanas, turut menggandeng lintas stakeholder, dalam rangka pengendalian inflasi.
BACA JUGA:Warga RT 8 Tutup Paksa Penginapan Nibung 88 di Mukomuko. Ini Alasannya..
BACA JUGA:39 Ribu Aset Wakaf Produktif, Terbengkalai?
"Upaya intervensi pasar secara terukur itu, sudah dilakukan dan terus berjalan. Ini dibuktikan dengan munculnya margin harga yang lebih rendah," bebernya.
Direncanakan, dengan lokus yang masih dilakukan pemetaan, Pemda BU bersama dengan Bapanas, kata dia, akan melanjutkan agenda stabilisasi harga pangan pokok kembali.
"Waktunya disesuai dengan iklim pasar dan aktivitas sosial, seperti hari besar yang berimbas pada peningkatan kebutuhan pokok," pungkasnya. (*)