Bawang Putih dari Rp 45 ribu perkilogramnya, dalam GPM itu dijumlah seharga Rp 37 ribu perkilogramnya, praktik lebih murah Rp 8 ribu.
BACA JUGA:Waspadai Program Bodong, Pemda BU Tanpa Pasar Ramadan
BACA JUGA:Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente
Cabe merah lokal yang menjadi salah satu pemantik inflasi lokal hingga nasional, dalam GPM dijual seharga Rp 46 ribu perkilogramnya, dari rata-rata Rp 75 ribu perkilogramnya.
Cabe merah lokal ini, menjadi komoditi yang dipergadangkan dalam GPM dengan harga yang memberikan selisih paling murah hingga Rp 29 ribu.
Bupati mengatakan, kedepan masih akan mengagendakan langkah-langkah stabilisasi serupa, dalam menekan harga kebutuhan pokok di pasaran.
"GPM masih akan dilakukan, tentunya dibarengi dengan analisa pasar serta lokus yang random yang belum bisa disampaikan sekarang, karena mengantisipasi efek ekonomi pasar," ungkap Bupati.
BACA JUGA:Kepastian Skema Seleksi Panwascam Mendesak!
BACA JUGA:Nenek Sebatang Kara Disantuni Satgas PAM Puter Enggano
Dagangan di GPM pun dalam sekejap ludes dibeli warga yang antusias mengikuti program stabilisasi harga jelang lebaran.
Hampir seluruh komoditi yang dijajakan panitia, menjadi buruan masyarakat yang sudah menunggu dengan antusias.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) BU, Sabani, SH, membenarkan masih akan digelarnya GPM.
Daerah, kata Sabani, terus mengupayakan langkah penyetabilan harga dengan skema-skema serupa, bahkan terus dikembangkan sejalan celah improvisasi yang memungkinkan dilakukan.
BACA JUGA:Buka Bersama, PKS Apresiasi Caleg yang Telah Berjuang
BACA JUGA:39 Ribu Aset Wakaf Produktif, Terbengkalai?
"Kerja sinergi ini melibatkan pedagang besar, Bulog hingga Bapanas bersama pemerintah daerah," ujar mantan Camat Batiknau ini.