RADARUTARA.BACAKORAN.CO- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan kabar baik, bahwa iklim cuaca sepanjang 2024.
Kemungkinan lebih bersahabat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
BMKG memprediksi, musim kemarau 2024 akan mundur dan sejumlah wilayah juga akan mengalami musim kemarau di bawah normal atau lebih kering dari biasanya.
Dengan begitu, bisa diprediksi bahwa kemungkinan gagal panen dan sejumlah target musim tanam bagi sektor pertanian, termasuk padi, tidak akan terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Mengembangkan Pariwisata Hijau Berkelanjutan di IKN
BACA JUGA:Mengendalikan Harga Beras di Bulan Ramadan
Tahun lalu, merujuk data BMKG, hingga Oktober dasarian II (suatu periode dari tanggal 11 hingga 20), El Nino moderate (+1.719) dan IOD positif (+2.014) masih bertahan.
BMKG memprediksi El Nino pada level moderat hingga periode Desember 2023-Januari-Februari 2024. Sementara itu, IOD positif akan terus hingga akhir 2023.
Dampak dari kondisi itu adalah produksi tanaman pangan terancam mengalami penurunan akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, kurangnya ketahanan jenis atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering. Berdasarkan kondisi terbukti, terjadi penurunan produksi padi.
Jadi, bagaimana kondisi mendatang? Kepala Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Awal Musim Kemarau di Kantor BMKG, Jakarta, berkata,
BACA JUGA:Kemilau Perhiasan Indonesia Mendunia
BACA JUGA:Mengenal Aturan Baru PLTS Atap
"Terdapat sejumlah wilayah yang mengalami musim kemarau di bawah normal." Meskipun begitu, Dwikorita menambahkan, sebanyak 22 persen wilayah zona muim (ZOM) di Indonesia sedang mengalami masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau (periode pancaroba).
Itulah sebabnya, Dwikorita menyampaikan, perlu kewaspadaan masyarakat pada periode ini. Sebab, cuaca ekstrem seringkali terjadi dan dapat mengganggu aktivitas.
Adapun wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu sebagian kecil Aceh, Sumatra Utara, dan Riau.