BACA JUGA:Mendes Gus Halim, Batal Tilik Satker Kemendes di Padang Jaya
Saking dahsyatnya, amukan material panas sampai dengan abu vulkanik, sampai-sampai nyaris menyelimuti langit di sekitar Klungkung, Karangasem, Buleleng, dan daerah lainnya.
Letusan Gunung Agung itu pun, menjadi catatan peristiwa vulkanik mengerikan di jagad, selain peristiwa letusan gunung api Krakatau, Toba yang turut mengguncang dunia.
Kini masyarakat Bali di daerah, setidaknya sudah memasuki beberapa generasi. Layaknya Made Astawa yang November lalu didaulat menjadi Ketua PHDI Bengkulu Utara.
Sosok dari buah cinta pasangan Wayan Dana (alm) selaku ayah dan Ketut Panti, sang ibu, merupakan Bali dari generasi ketiga.
BACA JUGA:Tingkatkan Pendapatan Sektor PKB, DPRD Provinsi Bengkulu Minta Pemda Gencar Sosialisasi
BACA JUGA:Bersama Masyarakat, Bupati dan Wabup Arak Piala Adipura Berkeliling Kota
Mantan pejabat eselon II Pemda Bengkulu Utara itu, mengatakan, sesepuhnya itu merupakan obyek dari program pemerintah era orde baru atas perpindahan penduduk Korban Gunung Agung, dalam program Transmigrasi Korban Gunung Agung atau yang dikenal Transmigrasi Koga.
"Transmgirasi Koga sendiri, setidaknya saat ini sudah memasuki lebih dari generasi ketiga. Kami terus berbaur dalam harmoni. Keberagaman dalam kebersamaan. Dan ini akan menjadi catatan sejarah yang baik, cerita bagi anak cucu dan perkembangan pembangunan di daerah," ungkapnya.
Di tengah badai ujian dan cobaan, menyelip hikmah, memang benar adanya. Hiruk pikuk perpindahan manusia dari sebuah daerah ke daerah lain yang pastinya bukan satu hal yang mudah.
Tidak mudah secara fisik dan psikis, moril dan materiil pascaaktivitas eksplosif vulkanik yang terjadi 17 Maret 1963 silam, membuahkan suatu yang patut dibanggakan di kemudian hari.
BACA JUGA:Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente
BACA JUGA:Saat Wabup ASA Bicara Soal Kampus
Capaian prestisius itu, salah satunya langsung mewarnai motivasi diri dalam perjuangan. Sebuah keluarga rombongan Transmigrasi Koga di Rama Agung, mengantarkan seorang putra terbaik yang kelak menjadi orang nomor satu di Pulau Dewata.
Adalah Made Mangku Pastika. Sang Purnawiran polisi dengan pangkat terakhir, Komisaris Jenderal (Komjen), menjadi Gubernur Bali selama dua periode sejak 2028.
Titik nol perjuangan, tak dilupa sang Gubernur. Made, menyempatkan diri berkunjung ke Rama Agung beberapa tahun silam.