Banner Dempo - kenedi

Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente

ILUSTRASI-GridFame.id-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Praktik rente atau rentenir yang lazim disebut lintah darat, merupakan sebuah permasalahan sosial yang terkesan masih belum menjadi segmen serius sebagai isu pembangunan. 

Sindikat rente patut diduga kuat, masih menjadi pandemi sosial di masyarakat. Salin rupa lintah darat yang kian beragam. Tak hanya di dunia nyata. Tapi juga bergerilya di dunia maya. 

Pegiat sosial, Alfian Yudiansyah, S.Sos, dalam sebuah bincang, menengarai praktik rente merupakan fenomena lama, namun terus berupaya bergerilya dengan salin rupa. 

Situasi ini, kata dia, perlu disikapi pemerintah dan pemerintah daerah, sebagai otoritas resmi dalam menghalau persoalan sosial yang dipicu oleh situasi ekonomi di masyarakat. 

BACA JUGA: Usai Nongkrong di Cafe, 3 Pemuda Ini Diciduk Polisi

BACA JUGA:Pemkab Bakal Siapkan Dana Hibah Untuk Baznas Mukomuko

"Salin rupa rente ini sangat membahayakan. Praktiknya yang cenderung silent alias senyap, ditambah lagi salin rupa menyerupai lembaga keuangan resmi, akan menjadi jeratan sosial jangka pendek, menengah dan panjang," ungkapnya memperkirakan. 

Lebih serius lagi, terus dia, tatanan masyarakat yang masih berkutat dengan persoalan laten: basic need alias kebutuhan sehari-hari yang didominasi oleh kebutuhan pangan. 

Ketika tidak dibarengi dengan langkah serius pemerintah memberangus praktik rente di masyarakat, dapat saja menjadi bumerang persoalan yang akan kembali lagi kepada pemerintah itu sendiri. 

"Basic need ini sangat kentara, karena isu kemiskinan masih menjadi "bahan" kampanye yang sangat laku di tingkat elit," ujarnya. 

BACA JUGA:Saat Wabup ASA Bicara Soal Kampus

BACA JUGA: Matangkan Persiapan Calon Jamaah Haji, Kemenag Mukomuko Gelar Manasik Haji 2024

Belum lagi, praktik alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan yang terus terjadi, praktik perusakan kawasan penting seperti hutan, pandemi iklim yang sulit diprediksi, adalah persoalan lainnya yang kian mengkungkung masalah ekonomi di masyarakat menengah ke bawah. 

"Sementara dalam faktanya, UMKM masih menjadi soko ekonomi yang rasisten dalam menghadapi badai krisis," terangnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan