MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ini kabar baik bagi masyarakat Kabupaten Mukomuko. Baik laki-laki maupun perempuan.
Sebab, Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A).
Telah membuka layanan KB dengan Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi dan KB dengan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi.
"Benar, kita sudah membuka layanan KB dengen metode ini. Namun untuk fasilitas kesehatan (Faskes) yang melayani KB metode ini. Kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah provinsi. Kalau sebelumnya, kita kerjasama dengan RS Al-Barra. Namun di tahun ini, kami belum tahu faskesnya," kata Kepala DP2KBP3A Kabupaten Mukomuko, R. Panji Surya, ketika dikonfirmasi, Rabu, 28 Februari 2024.
BACA JUGA: Final, 180 Orang Calon Jamaah Haji Asal Mukomuko. Ini Pesan Kemenag...
BACA JUGA: Angka Kemiskinan Turun 10,7 Persen di Kabupaten Mukomuko
Panji juga mengaku, di tahun 2023 lalu. Program KB dengen metide operasi belum mencapai target. Dari ditargetkan sebanyak empat orang akseptor.
Tercapai hanya dua orang akseptor. Belum dapat diketahui pasti kurangnya minat warga ikut KB dengan metode operasi wanita ini.
Namun kabar yang didapat, warga khususnya kaum ibu-ibu kurang minat ikut KB metode operasi karena sifatnya permanen. Begitu juga dengan bapak-bapak.
KB MOW ini adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii atau mengikat dan memotong atau memasang cincin.
BACA JUGA:Bantuan Seragam Gratis Tingkatkan Angka Partisipasi Sekolah
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten Mukomuko Komitmen Pertahankan WTP
Sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Namun kontrasepsi MOW atau tubektomi ini, tidak serta merta menjadi pilihan utama. Karena metode kontrasepsi medis operatif wanita tidak serta merta digunakan karena sifat kepermanenanya yang harus dipertimbangkan.
"KB MOW ini sifatnya permanen. Inilah mungkin saja warga masih kurang berminat. Memang kita akui, untuk jumlah akseptor yang mengikuti KP metode ini baru tercatat dua dari empat yang kita targetkan," ujar Panji.