BACA JUGA: Saatnya Gasifikasi Pembangkit Listrik
Penghargaan:
Hadiah kedua lomba cerpen majalah Kisah (1955) untuk cerpen “Robohnya Surau Kami”
Penghargaan dari UNESCO (1967) untuk kumpulan cerpen Saraswati dalam Sunyi
Hadiah dari Kincir Emas (1975) untuk cerpen “Jodoh”
Hadiah dari majalah Femina (1978) untuk cerpen “Kawin”
Hadiah seni dari Depdikbud (1988) untuk novel Kemarau
SEA Write Awards (1992) dari Pusat Bahasa (bekerja sama dengan Kerajaan Thailand)
Pasukan Elite Perempuan
Sementara itu, tokoh kedua asal Indonesia yang hari kelahirannya ditetapkan sebagai perayaan internasional oleh UNESCO adalah Laksamana Keumalahayati. Perempuan asal Aceh ini dikenal karena memimpin pasukan laut dalam perang melawan Belanda pada awal abad ke-16.
BACA JUGA: Sebaiknya Hindari 10 Jenis Makanan yang Dapat Menyebabkan Jerawat..
BACA JUGA:Sukseskan Pemilu 2024. Ini Pesan Kakan Kemenag Mukomuko Untuk Jajarannya...
Sebagaimana dilansir laman Perpustakaan Nasional, Keumalahayati atau juga dikenal dengan Malahayati lahir di Aceh Besar pada 1550.
Ia disebutkan masih berkerabat dengan Sultan Aceh. Oleh karena itu, sejak kanak-kanak sampai dengan remaja, Keumalahayati mengenyam pendidikan di lingkungan istana.
Termasuk pendidikan militer matra angkatan laut kesultanan, bernama Mahad Baitul Maqdis.