Gundah Senyap Pejabat Ancang-Ancang Pindah
Salamun Haris-Radar Utara/ Benny Siswanto-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ancang-ancang pindah, menjadi fenomena di lingkungan birokrasi, tatkala rampung dan gamblangnya hasil kontestasi Pilkada.
Aroma itu tidak hanya muncul di lingkungan Pemprov Bengkulu, pasca Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah ditetapkan jadi tersangka oleh KPK.
Langkah demikian juga terjadi, begitu KPK mencokok Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti, lagi-lagi lantaran korupsi. Banyak pejabat "impor" dari wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) saat itu, ancang-ancang pindah seperti kehilangan nahkoda.
Kabar burung semacam itu, tidak cuma terjadi di Pemprov. Tapi juga di beberapa kabupaten lainnya, usai Pilkada terhelat.
BACA JUGA:KPK RI Ingatkan Pejabat Pemprov Bengkulu untuk Kooperatif
BACA JUGA:Bawaslu Pastikan Tindaklanjuti Laporan Dugaan MP yang Libatkan Pejabat
Terlebih, Pilkada serentak 2024 di Bengkulu, diwarnai dengan hasil-hasil "de javu". Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Kaur dan Mukomuko, menjadi kabupaten dengan hasil kontestasi dengan mantan kepala daerah yang sebelumnya keok pada Pilkada 2020, kini berbalik nasib.
Mantan Bupati Gusril Pausi begitu juga Choirul Huda, merengkuh kemenangan yang tertunda di Pilkada sebelumnya. Kini keduanya segera kembali menjabat.
Peta politik juga menyuguhkan, bagaimana fenomena incumbent yang sebelumnya digadang-gadang sebagai calon kuat selama ini saban Pilkada, nyatanya sudah mulai bergeser.
Selain Mukomuko dan Kaur. Pilkada Lebong dan Seluma juga berakhir kontraproduktif, bagi calon petahana. Ditambah dengan Gubernur Rohidin yang juga kalah di Pilkada 2024 oleh pasangan Helmi Hasan-Mian. Maka lokus, Pilkada dengan petahana kalah, totalnya terbagi 4 kabupaten dan 1 provinsi.
BACA JUGA:Jumlah PNS Pensiun di Bengkulu Utara 2024 Menurun, Ada 5 Pejabat Eselon II
BACA JUGA:Pejabat Hanya Numpang Foto, Ambruknya Tanggul Pengaman Sungai di Pondok Batu Belum Ditangani
"Ya mulai siap-siaplah," ungkap seorang pejabat utama di lingkungan pemerintah daerah, saat dibincang santai dengan wartawan,
Tak lupa meminta, agar identitasnya tak ditulis, birokrat ini sedikit menyampaikan fakta kontradiksi lingkar birokrasi yang setiap kontestasi 5 tahunan, diminta tidak berpolitik alias netral menurut dia tidak lebih sebatas semboyan yang entah kapan akan terwujud.