Keumalahayati berhadap-hadapan dengan Cornelis de Houtman dalam duel satu lawan satu di atas geladak kapal pada 11 September 1599 yang berujung dengan tewasnya Cornelis de Houtman di ujung rencong Keumalahayati.
Kematian Cornelis de Houtman menuntaskan dendam Keumalahayati atas kematian suaminya, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief, yang tewas terbunuh dalam perang di perairan Selat Malaka.
Keumalahayati wafat pada 1615 dan dikebumikan di sekitar bentengnya di Desa Lamreh, Krueng Raya.
BACA JUGA: Tren Minum Teh Artisan dan Potensi di Baliknya
BACA JUGA: Saatnya Gasifikasi Pembangkit Listrik
Keumalahayati ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI nomor 115/TK/Tahun 2017 oleh Presiden Joko Widodo pada 9 November 2017.
Nama Keumalahayati kini diabadikan sebagai nama salah satu kapal perang TNI-Angkatan Laut (AL).
Selain itu, nama Keumalahayati juga dijadikan sebagai nama pelabuhan di Desa Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Sumber : Indonesia.go.id