Belida Pipih “Hidup Kembali” dari Kepunahan

Rabu 07 Feb 2024 - 20:18 WIB
Reporter : Debi Susanto
Editor : Ependi

Lembaga konservasi dunia, International Union for Conservation of Nature (IUCN), menyatakan di awal 2021 bahwa ikan pisau yang berhabitat mayoritas di Pulau Jawa tersebut sudah dinyatakan dalam status Punah (Extinct/EX).

Ini didasarkan pada lapaoran penelitian ahli biologi asal Singapura, Heok Hee Ng.

Menurutnya, belida lopis sudah tidak pernah lagi terlihat sejak spesimennya dikoleksi oleh Bleeker pada 1851 silam.

Terlebih, selama periode ratusan tahun tadi, laporan penelitian atas keberadaan belida lopis masih minim meski pengambilan sampel dilakukan secara ekstensif.

BACA JUGA:Dugaan TPP Elisa Menguat, Bawaslu Lakukan Kajian dan Penyelidikan

BACA JUGA: Wujudkan Keadlian Ekologi, WALHI Bengkulu: Pilah, Pilih, Pulih Dalam Pemilu 2024

“Spesies ini hanya diketahui dari aliran sungai di Jawa bagian barat dan tengah. Belum pernah tercatat dari wilayah ini selama lebih dari 160 tahun, meskipun ada survei ekstensif sejak koleksi pertama.

Chitala lopis dinilai sebagai spesies yang punah,” tulis pernyataan IUCN seperti dikutip dari Mongabay.

Sebetulnya pakar lingkungan asal Amerika Serikat, Robert Treat Paine III telah mengendus indikasi kepunahan belida lopis itu sejak era 1980-an.

Hal itu ia tuangkan di dalam karya ilmiahnya berjudul The freshwater fishes of Java, as observed by Kuhl and van Hasselt in 1820-23 yang terbit di Jurnal Zoologische Verhandelingen edisi 285 pada 1993.

BACA JUGA: Kejaksaan Kawal Proses Pemilu 2024 di Mukomuko

BACA JUGA: Subsatgas Operasi Mantap Brata Cek Personil Pengamanan Pemilu 2024

Ia menyebut, ikan ini sudah tidak ditemukan lagi di habitatnya dan kemungkinan punah. Dalam Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 1 tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi, belida lopis masuk di nomor urut ketujuh.

Ditemukan Kembali

Sebuah kabar gembira menyeruak jelang tutup tahun 2023 ketika belida lopis dinyatakan masih ada. Hal itu merupakan buah dari penelitian gabungan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Pangan Dunia (FAO), Yayasan Selaras Hijau Indonesia, Universitas Jambi, Charles Sturt University Australia, Museum Vienna, Austria dan Universite Montpellier, Prancis.

Penemuan kembali belida lopis berasal dari koleksi yang telah dikumpulkan sejak November 2015 sampai September 2023 di 34 lokasi di Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Kepastian bahwa spesimen ikan yang ditangkap adalah belida lopis dilakukan melakukan perbandingan data hasil sekuensing Deoxyribonucleic Acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD).

Kategori :

Terkait